Selasa, 30 Juni 2015

DEMI WAKTU YANG LEBIH BERMANFAAT DIJALANI, BERHENTILAH MELAKONI 25 HAL INI



Waktu dan jalannya hidup adalah 2 sisi mata uang yang paling tidak bisa dipisahkan. Dari waktu yang bergulir dengan cepat itulah kita menyadari betapa sempitnya waktu kita di bumi ini. Betapa momen begitu cepat berganti bahkan tanpa kita sadari.
Seperti tabungan dan majalah eksklusif yang cetak terbatas, sudah seharusnya kita memanfaatkannya dengan secerdik mungkin. Tapi namanya juga manusia — kita lebih sering membuang waktu ke tempat sampah dengan label “sia-sia”. Nah, kali ini Hipwee ingin mengajakmu melakukan refleksi atas pemanfaatan waktu yang sudah kamu jalani.
Sudah benarkah? Cukup bermaanfaatkah? Haruskah ada kebiasaan yang dihilangkan karena ujung-ujungnya membuat lelah?
 

1. Berhentilah mengabaikan hal kecil. Hargai semua sisi kehidupanmu dengan adil

Lupa dengan hal-hal kecil
Mungkin karena terlalu sibuk dan lelah, hal-hal kecil yang ada di depan matamu luput dari pandanganmu. Kamu seringkali melupakan waktu-waktu berharga bersama keluarga dan sahabat. Meskipun hanya untuk sekadar berbincang dan bercanda, luangkanlah waktumu untuk itu. Selagi kamu masih ada waktu bersama mereka.


2. Kamu bukan orang tersibuk di dunia. Stop menganggap waktumu lah yang paling berharga

Merasa sangat sibuk
Merasa sangat sibuk
Hilangkanlah pikiranmu tentang ini. Kalau kamu sendiri sudah menanamkan sebuah keyakinan bahwa dirimu adalah orang yang sibuk, maka kamu nggak akan pernah meluangkan waktu bahkan untuk diri kamu sendiri. Kamu tidak akan membuang waktumu kok hanya karena kamu beristirahat dan refreshing sejenak. Jangan biarkan diri kamu stres karena pikiranmu sendiri.


3. Sudahilah kebiasaan berpikiran buruk. Hal itu hanya akan membuatmu terpuruk

nerpikir buruk tentang masalahmu

Jangan terlalu berikiran buruk dengan masalahmu. Saat kamu selalu berpikiran buruk atas hal yang menimpamu, kamu akan menjadi orang yang tidak pernah bisa bersyukur. Jadilah orang yang bijaksana dalam menghadapi maslah. Tetap ingat bahwa banyak hal yang seharusnya kita syukuri daripada harus kita keluhkan.


4. Mulai sekarang berjanjilah untuk tak lagi mendramatisir permasalahan. Kamu hanya perlu menghadapinya dengan tenang

Mendramatisir permasalahan
Membesar-besarkan masalah tentunya akan membuang waktu dan tenagamu sia-sia. Bukannya solusi yang kamu dapat, malah masalah baru bisa muncul. Yang ada masalah yang kamu hadapi semakin menumpuk. Tetaplah berpikir positif, sehingga kamu bisa menyelesaikan masalahmu dengan kepala dingin. Dengan begitu, tanpa harus bersusah payah, satu per satu masalahmu akan teratasi.


5. Pensiunlah jadi pengikut hawa nafsu. Ada kebutuhan lain yang lebih penting bagi hidupmu

membeli barng-barang yang nggak perlu
Apa yang kamu inginkan nggak selamanya bisa kamu dapatkan. Berhentilah menjadi seseorang yang boros. Kamu harus bisa memilih sesuatu yang benar-benar kamu perlukan.
Membuang waktu untuk hal yang nggak perlu aja rugi besar, apalagi ditambah dengan membuang uangmu untuk sesuatu yang nggak kamu perlukan. Syukuri apa yang sudah kamu miliki, menjaga dan merawat apa yang telah kamu miliki jauh lebih baik daripada harus selalu membeli barang-barang yang baru.


6. Hidup bukan pertandingan. Stop kegemaranmu membanding-bandingkan

Jangan membandngkan diri sendiri dengan orang lain
Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Kamu nggak perlu membandingkan diri kamu dengan orang lain, karena itu hanya membuatmu menjadi minder dan nggak bangga dengan dirimu sendiri.
Segala perbandingan diri yang kamu lakukan harus dilaksanakan sebagai acuan untuk jadi lebih baik. Jangan sampai malah membuat kamu jadi nggak percaya diri.

7. Mulai saat ini jangan lagi biarkan dirimu tersedot lumpur hisap kesalahan yang telah lalu. Maafkan dirimu

Memikirkan masalah yang sudah berlalu
Kamu nggak akan bisa maju jika masih saja memikirkan masa lalumu. Masa lalu biarkan berlalu, cukup hanya jadi pengalaman hidupmu saja.
Kamu akan selalu terus berkembang, berjalan maju ke masa depan. Jadi untuk apa kamu memikirkan masalah di masa lalu yang nggak akan pernah bisa kamu rubah lagi.


8. Kesalahan hanya akan membuatmu berhati-hati kemudian. Teruslah berjalan dan jangan gentar pada ketakutan

Takut akan kesalahan yang pernah dilakukan
Takut akan kesalahan yang pernah dilakukan“Mistakes make perfect”. Nggak ada manusia yang nggak pernah berbuat salah. Kita tahu mana yang benar dan mana yang salah juga dari adanya sebuah kesalahan.
Jangan terlalu takut dengan kesalahan yang pernah kamu perbuat. Jadikan kesalahanmu sebagai pelajaran dan motivasi. Dan yang harus kamu lakukan sekarang adalah memperbaikinya.


9. Dimulai dari hari ini, berhentilah mengkhawatirkan apa yang dipikirkan orang tentangmu

Sibuk mendengarkan omongan orang lain
Jangan terlalu memikirkan apa yang orang-orang katakan tentangmu. Dan terlebih lagi jika kamu yakin kamu nggak berbuat salah apa-apa kepada mereka.
Apa yang harus kamu khawatirkan? Kamu nggak mungkin menutup mulut mereka satu per satu agar mereka tidak berbicara lagi tentangmu. Lebih baik gunakan tanganmu untuk menutup telingamu sendiri.

10. Stop membohongi diri sendiri, tidakkah hati nuranimu itu pantas dihargai?

Tidak jujur dengan diri sendiri
Kita seringkali tidak bisa jujur dengan diri kita sendiri. Tapi nggak semua orang mau mengakui kalu dia sedang membohongi dirinya sendiri.
Berbohong pada diri sendiri sama saja membuat kita nggak nyaman dengan diri kita sendiri. Peperangan batin tidak bisa lagi dihindari, sehingga timbul perasaan cemas dan keragu-raguan. Kita tidak akan pernah bisa melakukan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya.

11. Pensiunlah jadi penunda pekerjaan. Niscaya hidupmu akan lebih terang

menunda pekerjaan
Yang satu ini udah jelas banget bikin waktu kamu terbuang sia-sia. Yang bikin kita sering nunda pekerjaan adalah rasa malas yang menyerang. Kuatkan iman, dan tahan dengan godaan-godaan yang ada di depanmu. Menunda pekerjaan sama halnya seperti membiarkan dirimu terjerumus dalam godaan sesaat.


12. Jangan beratkan langkahmu dengan standar kehidupan orang lain. Ini hidupmu, kamulah yang harusnya memimpin

Tentukan kesuksesan dan kebahagiaanmu sendiri
Yang menentukan hidupmu adalah dirimu sendiri. Kamu pasti punya caramu sendiri untuk bisa sukses dan hidup bahagia.
Jangan hanya terpacu dengan kesuksesan dan kebahagiaan yang selalu diagung-agungkan oleh orang lain. Ciptakan hidupmu sendiri. Kebahagiaan dan kesuksesanmu, hanya ada di tanganmu sendiri.

13. Membantu orang tentu boleh saja. Tapi menolong dan dimanfaatkan adalah 2 hal yang berbeda. Jangan biarkan dirimu terjebak di hal kedua

5224457207_7e47fde372_z
Pergunakan kemampuan dan keahlianmu dengan sebaik-baiknya. Tunjukan usaha terbaikmu, tapi kamu harus berhati-hati. Jangan mau diperbudak dan dimanfaatkan oleh orang-orang yang nantinya hanya akan merugikan dirimu sendiri.

14. Hidupmu bukan kontes kecantikan. Tak usah terlalu ngoyo membuat orang lain terkesan

Berusaha membuat orang lain terkesan
Kamu tidak perlu bersusah payah untuk membuat orang lain terkesan denganmu. Pencitraan yang dibuat-buat hanya akan membuatmu tersiksa. Cukup jadilah dirimu sendiri dengan sebaik mungkin. Kalau apa yang sudah kamu buat adalah sesuatu yang bagus, orang-orang dengan sendirinya akan mengagumi kamu.


15. Jangan pernah biarkan rasa takutmu menguasai segalanya

Takut dengan kesalahan yang pernah dilakukan
Takut untuk melangkah
Jangan sampai rasa takutmu mengalahkan segalanya. Ketakutan-ketakutan sendiri yang seringkali muncul dengan tiba-tiba, terkadang membuat kita menjadi ragu-ragu. Tapi kalau kamu kebanyakan takut, kapan kamu bisa ambil tindakan? Lawan rasa takutmu, and do what you have to do!


16. Hidup sudah cukup rumit. Kebiasaanmu meragukan diri sendiri perlu ditebas dengan clurit

Tidak percaya dengan kemampuan diri sendiri
Tidak percaya dengan kemampuan diri sendiri
Nggak percaya dengan kemampuan diri sendiri adalah salah satu faktor penghambat terbesar untuk bisa maju. Kamu harus percaya pada kemampuan yang kamu miliki. Kalaupun kamu masih ada sedikit keraguan, lakukan ini dengan perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit.


17. Cintailah dirimu sendiri. Jangan biarkan dirimu terpenjara di lingkungan yang buruk

Carilah lingkungan yang membuatmu lebih baik
Carilah lingkungan yang membuatmu lebih baik
Lingkungan kita memiliki peran yang besar dalam membentuk pribadi kita. Jadi berhati-hatilah dalam memilih teman-temanmu. Jika lingkungan sehari-harimu tidak membawa dampak yang positif untuk dirimu, sudah pasti kamu hanya hidup dalam kesia-siaan saja.
Carilah lingkungan yang bisa membuatmu lebih baik lagi, yang bisa mendukungmu dalam melakukan hal-hal positif.


18. Berhentilah menunggu datangnya waktu yang paling tepat. Saat kamu sibuk menunggu momentum itu akan lewat

Menunggu waktu yang sempurna
Menunggu waktu yang sempurna
Kita tidak bisa selalu menunggu waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu. Kita harus berani mengambil tindakan, karena kita sendiri sebenarnya nggak tahu kapan waktu yang sempurna untuk memulai. Seringkali kita banyak melewatkan kesempatan emas karena salah prediksi. Lebih baik, lakukan sesegera mungkin, sebelum terlalu terlambat.


19. Masalah itu harus dihadapi, stop melarikan diri

menghindari masalah
Jangan menghindari masalah.
Masalah bukan untuk dihindari, tapi untuk dihadapi. Menghindari masalah bukan membuat permasalahan selesai, justru semakin membuat permasalahan itu semakin membesar. Kalau masalah itu sudah terlanjur membesar, waktu dan tenagamu menjadi semakin banyak terbuang sia-sia.


20. Pemikiran manusia itu seperti parasut. Berpikiran tertutup hanya akan membuatmu tinggal dalam kerucut

Pemikiran yang tertutup
Pemikiran yang tertutup
Bukalah lebar-lebar pikiranmu. Jangan membenci hal-hal yang tidak kamu suka. Pergunakan waktu luangmu untuk mengetahui hal-hal lain yang bisa menambah wawasan dan pengetahuanmu. Pemikiran manusia itu seperti sebuah parasut, dia hanya akan bekerja saat dia terbuka.


21. Mencari-cari kesalahan dan kelalaian orang

Mencari kesalahan orang lain
Mencari kesalahan orang lain
Berhentilah untuk selalu mencari kesalahan dan kelalaian orang. Orang yang berbuat kesalahan bukan berarti dia adalah orang yang buruk. Kamu tahu bahwa tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah, begitupun juga dengan dirimu. Yang terpenting adalah urusi diri kamu sendiri terlebih dahulu.


22. Hidup terlalu berharga untuk digadaikan demi sebuah kemarahan

cliente-159f36787665e92b6bf9bbc2207e2ba3
Kemarahan tidak akan membuatmu bahagia
Kemarahan bukanlah salah satu faktor yang membuat kamu jadi bahagia. Adakah di dunia ini orang yang tidak ingin merasa bahagia? Kalau hidup bahagia adalah salah satu tujuan utama hidupmu, maka hilangkanlah kemarahanmu. Maafkan dan lupakan kesalahan orang-orang yang pernah menyakitimu, dengan begitu kamu akan merasa lebih tenang.


23. Hidup juga terlalu agung untuk dibawa lari oleh rentetan kebencian

Bersikap baik dan ramah pada setiap orang
Bersikap baik dan ramah kepada setiap orang.
Jalinlah hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitarmu. Berikan senyuman dan keramahan meskipun orang-orang itu berlaku buruk padamu. Lakukan itu bukan karena mereka baik padamu, tetapi kamu melakukan ini karena kamu adalah orang yang baik.


24. Hidup pun terlalu luas untuk diserahkan ke lubang keterpurukan. Jangan biarkan dirimu berkubang dalam penyesalan

Menyesali hal yang telah berlalu
 Jangan terlalu larut dalam penyesalan
Penyesalan yang berlarut-larut hanya membuat kamu semakin terjerumus dalam keterpurukan. Yang lalu biarlah berlalu, kamu nggak akan bisa terus-terusan memikirkan suatu hal yang udah nggak bisa diubah lagi. Bebaskan pikiranmu dari rasa penyesalanmu.


25. Hidup hanya harus dijalani. Berhenti mencemaskan yang lalu dan yang nanti. Kamu cuma perlu memikirkan saat ini

Kamu hidup di hari ini, bukan kemarin atau esok
Kamu hidup di hari ini, bukan kemarin atau esok
Jangan menangisi kesalahanmu di masa lalu. Dan juga jangan terlalu mengkhawatirkan hidupmu di masa depan yang belum bisa kamu datangi. Kamu hidup di saat ini, tidak hari kemarin ataupun besok. Perbaiki masa lalumu di hari ini, dan juga mulai menata hidup untuk masa depan di hari ini pula.


Waktu akan selalu terus berjalan maju. Sepintar apapun dan sekaya apapun, ilmu dan uang yang kita miliki nggak akan pernah bisa bikin waktu-waktu kamu yang hilang bisa kembali lagi. Mungkin itulah sebabnya, kenapa kita tidak bisa membeli waktu. Agar kita bisa menghargai waktu yang kita miliki. Yuk, mulai sekarang, hentikan hal-hal yang bikin waktu kamu terbuang sia-sia. Jangan ditunda-tunda lagi!



Writer : Ernia Karina
Sumber: hipwee.com

JURUS JURUS MELANGGENGKAN HUBUNGAN PASUTRI

 

Setelah bertahun-tahun menjalani kehidupan rumah tangga, ternyata terkadang sebagian pasutri belum meraih kebahagiaan yang diharapkan. Dan tidak jarang juga setelah bertahun-tahun menjalani bahtera rumah tangga akhirnya berakhir dengan pecah dan tenggelamnya bahtera tersebut…

Apa yang hendak tertorehkan pada tulisan berikut ini hanyalah sebagian usaha yang mungkin bisa dilakukan untuk memperindah kehidupan rumah tangga…, agar rumah terasa seperti surga dunia…bukan sebaliknya menjadi neraka dunia…


Diantara kiat-kiat yang mungkin untuk dilakukan dan direnungkan adalah :

Pertama : Masing-masing dari pasutri berusaha memperbaiki hubungannya kepada Allah. Barang siapa yang indah hubungannya dengan Allah, maka Allah akan memperindah hubungannya dengan makhlukNya, diantaranya Allah yang akan memperindah hubungannya dengan pasangan dan belahan hatinya.

عَنْ مَعْقِلِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ الْجَزَرِيِّ قَالَ: كَانَتِ الْعُلَمَاءُ إِذَا الْتَقَوْا تَوَاصَوْا بِهَذِهِ الْكَلِمَاتِ، وَإِذَا غَابُوا كَتَبَ بِهَا بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ أَنَّهُ: مَنْ أَصْلَحَ سَرِيرَتَهُ أَصْلَحَ اللَّهُ عَلَانِيَتَهُ، وَمَنْ أَصْلَحَ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللَّهِ كَفَاهُ اللَّهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّاسِ، وَمَنِ اهْتَمَّ بِأَمْرِ آخِرَتِهِ كَفَاهُ اللَّهُ أَمْرَ دُنْيَاهُ

Dari Ma'qil bin 'Ubaidillah Al-Jazariy, ia berkata : "Para ulama dahulu jika mereka bertemu maka mereka saling mewasiatkan dengan kalimat-kalimat berikut ini dan jika mereka tidak bertemu maka mereka saling menuliskan surat satu kepada yang lainnya bahwasanya :

(1) Barang siapa yang memperbaiki rahasianya (kondisinya yang tidak diketahui dan tidak dilihat oleh orang lain-pen) maka Allah akan memperbaiki luarannya (yaitu kondisinya yang nampak dan terlihat oleh orang lain-pen)

(2) Barang siapa yang memperbaiki hubungan antara ia dengan Allah maka Allah yang akan mengatur/mengurus tentang hubungan antara dia dengan manusia

(3) Barang siapa yang memperhatikan perkara akhiratnya maka Allah akan mengatur urusan dunianya" (Kitab Al-Ikhlash karya Ibnu Abid Dunya hal 54 atsar no 25)

          Jika seorang suami/istri meluruskan dan memperbaiki hubungannya dengan Allah, baik ibadah lahiriah maupun ibadah hati/batinnya kepada Allah maka Allah akan memperbaiki hubungan antara dia dengan pasangan hidupnya (suami/istrinya).

Bukankah Allah yang telah berfirman :

وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ

"Dan (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka" (QS Al-Anfaal : 63)

Ini menunjukkan bahwa yang bisa menyatukan hati, yang bisa menjadikan saling mencintai hanyalah Allah subhanaahu wa ta'aala. Karenanya jika seseorang memperbaiki hubungannya dengan Allah "Pencipta, Penguasa, dan Pengatur hati" maka Allah akan memperindah hubungannya dengan pasangan hidupnya.


Kedua : Berusaha untuk menjadikan kehidupan rumah tangga sebagai bentuk kerjasama antara pasutri untuk meraih akhirat. Jika orientasi pasutri adalah akhirat maka akan jadilah kehidupan rumah tangga mereka berdua langgeng dan penuh kebahagiaan. Akan tetapi kapan saja orientasi salah satu dari pasutri adalah dunia semata maka akan menghantarkan penderitaan dalam kehidupan berumah tangga. Karenanya butuh kerjasama (ta'aawun) antara suami dan istri dalam beribadah dan saling mengingatkan akan akhirat. Sungguh indah jika terjalin kerjasama antara pasutri dalam mengingat akhirat. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

رَحِمَ اللهُ رَجُلاً قَامَ مِنَ الّليْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّتْ, فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ. وَ رَحِمَ اللهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ الّليْلِ فَصَلَّتْ وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَصَلَّى, فَإِنْ أَبَى نَضَحَت فِي وَجْهِهِ الْمَاءَ

 “Semoga Allah merahmati seorang lelaki (suami) yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan shalat dan ia membangunkan istrinya hingga istrinya pun shalat. Bila istrinya enggan, ia percikkan air ke wajahnya. Dan semoga Allah merahmati seorang wanita (istri) yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan shalat dan ia membangunkan suaminya hingga suaminya pun shalat. Bila suaminya enggan, ia percikkan air ke wajahnya.” (HR Abu Dawud no 1308)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

إِذَا أَيْقَظَ الرَّجُلُ أَهْلَهُ مِنَ اللّيْلِ فَصَلَّيَا أَوْ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ جَمِيْعًا، كُتِبَا في الذَّاكِرِيْنَ وَالذَّاكِرَاتِ

“Apabila seorang lelaki (suami) membangunkan istrinya di waktu malam hingga keduanya mengerjakan shalat atau shalat dua rakaat semuanya, maka keduanya dicatat termasuk golongan laki-laki dan perempuan yang berzikir.” (HR Abu Dawud no 1309)
Dalam riwayat yang dikeluarkan An-Nasa`i disebutkan dengan lafadz:

إِذَا اسْتَيْقَظَ الرَّجُلُ مِنَ اللّيْلِ وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ, كُتِبَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَاتِ

 “Apabila seorang lelaki (suami) bangun di waktu malam dan ia membangunkan istrinya lalu keduanya mengerjakan shalat dua rakaat, maka keduanya dicatat termasuk golongan laki-laki dan perempuan yang banyak mengingat/berdzikir kepada Allah.”


Ketiga : Masing-masing pasutri harus merasa memiliki tanggung jawab.

Istri bukanlah seperti baju yang dibeli, yang jika seorang lelaki tidak suka atau bosan maka langsung ditanggalkan, atau disumbangkan kepada orang lain, atau bila perlu dibuang begitu saja. Bukan juga seperti mobil yang jika si pemiliknya sudah bosan maka tinggal dijual meskipun harus rugi beberapa juta. Istri adalah seorang teman hidup yang dimiliki melalui tali akad nikah yang suci dan sakral…istri merupakan amanah dan beban yang akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah.

Jika seseorang yang membeli mobil dia sadar bahwasanya mobilnya tidak bisa hanya dipakai saja terus-menerus, akan tetapi mobil tersebut butuh perawatan dan perbaikan…maka bagaimana lagi dengan istri !!. Jangan sampai seorang lelaki hanya ingin beristri dan hanya memikirkan perkara-perkara yang enak-enak saja tanpa merasa bertanggung jawab sebagai seorang suami yang seharusnya…bertanggung jawab untuk menafkahi lahir dan batin…, menyisihkan waktu untuk keluarga (istri dan anak-anak)…, berusaha mengenal apa saja hak-hak istri dalam Islam untuk ia tunaikan.

          Demikian juga sang istri, harus sadar bahwasanya tatkala ia menerima lamaran sang lelaki maka ia berarti telah menerima setumpuk kewajiban sebagai seorang istri…, berusaha mengenal hak-hak suaminya…, jangan sampai ia hanya ingin menjadi permaisuri…akan tetapi tidak mau berperan dengan peranan pembantu yang menjalankan kerjaan-kerjaan ibu rumah tangga.


Keempat : Pasangan kita adalah orang yang paling berhak untuk kita baiki

          Ini adalah perkara yang harus selalu tertanam dalam benak setiap pasutri. Istri adalah orang yang paling berhak untuk dilembuti…, dihormati…, dihargai…, diberikan hadiah…, diramah-tamahi dengan tutur kata yang terlembut dan budi pekerti yang termulia…karena istrilah yang paling banyak berkorban untuk suami…

Renungkanlah…seorang lelaki melamar seorang gadis perawan yang hidup dengan kemanjaan di rumahnya, penuh dengan kasih sayang orang tuanya…dilayani dan dipenuhi kebutuhannya oleh kedua orang tuanya…bahkan terkadang di rumah orang tuanya ada pembantunya…Lantas iapun dikeluarkan dari rumah orang tuanya untuk hidup bersanding dengan seorang lelaki yang asing sebelumnya baginya…lantas ia harus mengurus kasur dan tempat tidur sang suami…, mengurus dapur sang suami…, mengandung anak-anaknya dengan berbagai kesulitan dan penderitaan…, harus mencuci baju suaminya…harus ini dan itu…semuanya harus ia lakukan.

Ini semua harus menjadikan sang istri sebagai orang yang paling berhak untuk dibaiki oleh sang suami !!. Bayangkan seorang lelaki yang memiliki 3 orang anak, lantas istrinya meninggal dunia, maka berapa pembantu yang harus ia bayar…pembantu, babysitter…??

Yang menyedihkan adalah seorang suami yang sangat lembut dan menghormati temannya akan tetapi jika dihadapan istrinya maka ia bertutur kata seenaknya tanpa ada penghormatan dan penghargaan terhadap jasa-jasa istrinya ??!!

          Demikian pula seorang suami adalah orang yang paling berhak untuk dihormati dan dituruti oleh seorang istri…, suamilah yang telah bekerja keras mencari nafkah…suaminyalah yang sabar mendengarkan keluh kesahnya…suaminyalah yang telah sabar merawatnya tatkala ia sakit…suaminyalah yang begitu hangat membelainya tatkala ia lemah dalam kondisi mengandung….dan lain-lain… dan suaminyalah pintu terbesar dan terlebar yang memasukannya ke kebahagiaan abadi di akhirat kelak…

Maka sungguh memilukan dan menyayat hati suaminya jika sang istri begitu lemah lembut dan tertawa jika berbicara dengan teman-temannya, lantas tatkala berbicara dengan suaminya dengan pembicaraan yang datar apalagi kasar !!


Kelima : Tidak ada yang sempurna…

Barang siapa yang mengharapkan kesempurnaan di dunia ini, maka ia hanyalah mengharapkan sesuatu yang mustahil. Karena sesungguhnya Allah hanya menciptakan kesempurnaan kenikmatan di surga kelak, agar seorang muslim sadar dan selalu merindukan kesempurnaan di akhirat. Jika nampak kesalahan dan kekurangan pada pasangan hidup maka segera ingatlah kebaikan-kebaikannya dan juga jasa-jasanya serta kelebihan-kelebihannya. Jangan sampai seseorang didominasi oleh syaitan yang berusaha menjadikan seseorang hanya mengingat kejelekan dan keburukan (silahkan lihat Ceramah Singkat: "Kebahagiaan dan Kesempurnaan" di http://www.youtube.com/watch?v=XQwYxhJfDzw)


Keenam : Berusaha selalu mencintai pasangan hidup kita karena Allah

Tentu kita mencintai pasangan hidup kita dengan cinta tabiat (yaitu lelaki mencintai seorang wanita dan sebaliknya). Akan tetapi cinta yang dibangun hanya karena cinta tabi'at tidak akan pernah langgeng. Jika perkara yang kita hasratkan pada pasangan hidup kita telah pudar atau hilang maka hilang pula kecintaan kita. Apalagi ternyata ada wanita/lelaki yang lebih menarik hasrat kita daripada pasangan hidup kita, maka akan memudarlah kecintaan kita, dan akan mulai berpaling ke lain hati.

Berbeda halnya jika cinta yang secara tabi'at ini kita hiasi dengan kecintaan karena Allah… maka kecintaan ini akan lebih langgeng dan akan lebih menumbuhkan kepuasan dan kebahagiaan dalam hati. Kita mencintai pasangan hidup kita karena Allah…karena ingin mewujudkan kehidupan mesra dan bahagia yang diperintahkan oleh Allah….

Jika pilihan pasangan hidup hanya dilandaskan perasaan, cinta, dan syahwat…, maka bisa jadi kondisi seseorang sebagaimana perkataan seorang penyair :

فَمَا فِي الأَرْضِ أَشْقَى مِنْ مُحِبٍّ وَإِنْ وَجَدَ الْهَوَى حُلْوَ الْمَذَاقِ
Tidak di dunia ini yang lebih sengsara daripada seorang yang mencintai…
Meskipun nafsu jiwanya telah mendapatkan manisnya rasa cinta…
تَرَاهُ باَكِيًا فِي كُلِّ حِيْنٍ مَخَافَةَ فُرْقَةٍ أَوْ اشْتِيَاقٍ
Engkau melihatnya menangis setiap saat…
Karena takut akan perpisahan atau karena kerinduan…
فَيَبْكِي إِنْ نَأَوْا شَوْقًا إِلَيْهِم وَيَبْكِي إِنْ دَنَوْا خَوْفَ الْفِرَاقِ
Ia menangis jika jauh darinya karena kerinduan…
Dan ia juga menangis jika dekat karena takut perpisahan…
فَتْسْخَنُ عَيْنَيْهِ عِنْدَ الْفِرَاقِ وَتَسْخَنُ عَيْنَهُ عِنْدَ الطَّلاَقِ
Matanya berlinang air mata tatkala perpisahan….dan matanya juga berlinang air mata tatkala perceraian…

Akan tetapi jika mencintai pasangan hidup dibangun atas kecintaan dan agama serta tujuan akhirat, maka insya Allah keberkahan akan meliputi kebahagiaan rumah tangga. Wallahu A'lam


Ketujuh : Hiasilah kecantikan dengan manisnya akhlak

Kecantikan paras wanita merupakan dambaan dan impian seorang suami, akan tetapi kenyataannya akhlak seorang wanita lebih mendominasi kecantikannya di mata suami. Jika akhlaknya buruk maka pudarlah kecantikan dan indahnya paras tersebut...

Apa manfaatnya paras yang cantik jika hari-hari dipenuhi dengan teriakan suara istri…tidak pernah bersyukur…banyak menuntut…, tidak 'nurut'…, dll
Sebaliknya dengan indahnya akhlak seorang istri maka sangat bisa memoles dan mempercantik parasnya di mata suaminya...

Lebih indah lagi paras yang cantik dihiasi dengan keindahan akhlak….
Jika sang istri telah tua dan mengeriput...maka yang tersisa di mata suaminya hanyalah akhlak yang indah...yang tidak akan terlupakan...yang menjadikan sang suami setia...dan mungkin tidak akan pindah ke lain hati...


Kedelapan : Tinggalkan metode "Studi Banding".

          Diantara perkara yang sangat menyakitkan seorang suami adalah jika istrinya membanding-bandingkan dirinya dengan lelaki lain, atau dengan suami orang lain !!!. Apalagi jika pembandingan tersebut dimaksudkan untuk menyalahkan atau merendahkan dan menjatuhkan sang suami.

Bisa jadi perbandingan tersebut dari sisi ketampanan, atau perawakan tubuh, atau harta dan kekayaan, atau dari sisi perhatian dan lain sebagainya … Secara naluri hal ini tentu sangat dibenci oleh sang suami yang merasa direndahkan oleh istrinya. Dan hal ini termasuk perkara yang sangat memicu perceraian.

          Demikian juga sebaliknya seorang istri terlebih lagi sangat sakit hatinya jika sang suami membanding-bandingkan dirinya dengan wanita lain, apalagi istri orang lain. Sungguh pilu dan tersayat-sayat hatinya.

Karenanya jika seseorang ingin menegur kesalahan atau kekurangan yang ada pada pasangannya, maka janganlah teguran tersebut dengan metode "studi banding" akan tetapi dengan cara yang lain…


Kesembilan : Berusaha merubah suasana sesekali untuk menghilangkan kebosanan dan kejenuhan.

Merubah suasana bisa dengan berbagai cara, bisa dengan mencari suasana indah di luar rumah…atau bisa dengan merubah suasana di dalam rumah. Bercinta tidak mesti selalu di kamar tidur, akan tetapi bisa di ruangan lain…

Dan tidak ada salahnya sesekali bersafar berdua tanpa membawa anak-anak…agar bisa menghidupkan kembali suasana mesra antara suami istri. Dan jika memiliki kelebihan harta maka semakin indah lagi jika bisa berumroh berdua atau berhaji berdua.... Merupakan pemandangan yang indah dan romatis tatkala saya mendapati pasangan suami istri yang sudah cukup berumur (sekitar 50 tahunan) lalu mereka berdua berumroh bersama. Sungguh indah "berpacaran" setelah menikah…dan juga sungguh indah "berpacaran kembali" di masa tua…


Kesepuluh : Sesekali berbicara dengan pasangan tentang nostalgia-nostalgia indah atau yang lucu dan berkesan…yang ini akan sangat memupuk rasa cinta diantara pasutri.

Ingatlah kisah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang mengajak Aisyah lomba lari, lalu ternyata Nabi kalah dalam lomba pertama tersebut. Sebabnya karena Aisyah masih remaja ditambah dengan perawakan tubuh yang ringan. Kekalahan Nabi dalam lomba lari ini senantiasa dalam nostalgia Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menunggu sehingga tatkala tubuh Aisyah mulai gemuk maka ketika itu Nabi mengajaknya untuk lomba lari lagi. Ternyata pada lomba yang kedua Nabi yang menang, seraya Nabi berkata kepada Aisyah "هَذِهِ بِتِلْكَ السَّبْقَةِ" "Ini sebagai tebusan kekalahan lomba yang pertama". Lihatlah…ternyata Nabi terus mengenang nostalgia yang indah tersebut. Lomba lari antara Nabi dan Aisyah, antara seorang suami dan istri…tentunya merupakan nostalgia yang penuh kemesraan…terus diingat oleh Nabi hingga menunggu tubuh Aisyah agak gemuk baru Nabi mengajaknya berlomba lari kembali … (silahkan baca kembali http://firanda.com/index.php/artikel/keluarga/400-cintaku-maafkanlah-suamimu-ini)


Kesebelas : Membiasakan diri untuk mengucapkan kata-kata cinta dan panggilan-panggilan sayang diantara pasutri, dan tidak perlu canggung meskipun di hadapan orang lain. Jangan pelit untuk mengirim sms kepada istri dengan berkata "Aku mencintaimu…". Sepertinya ini perkara yang ringan akan tetapi ini sangat berkesan di hati istri. Demikian juga sebaliknya..

Tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ditanya oleh seorang sahabat : "Siapakah yang paling anda cintai?". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan tidak canggung menjawab : "Aisyah"

Tidak ada salahnya jika sedikit bergombal ria terhadap istrinya (selama tidak berlebihan). Gombalan tersebut ternyata sering menumbuhkan dan mempererat rasa cinta. Dan ternyata sebagian para wanita tetap saja suka -meskipun ia menyadari suaminya sering gombal-.

Berikut ini contoh gombalan seorang penyair yang menggambarkan kecintaan yang sangat mendalam terhadap istrinya yang sangat sholehah:

أُحِبُّكِ مِثْلَمَا أَنْتِ ...........أُحِبُّكِ كَيْفَمَا كُنْتِ
Istriku…, aku mencintaimu apa adanya dirimu…aku mencintaimu bagaimanapun juga kondisimu
وَمَهْمَا كَانَ مَهْمَا صَارَ ...أَنْتِ حَبِيْبَتِي أَنِت ..
Apapun yang terjadi engkau tetaplah kekasihku
زَوْجَتِي ...أَنْتِ حَبِيْبَتِي أَنْتِ ..
Istriku…, engkaulah kasih dan cintaku
حَلاَلِي أَنْتِ لاَ أَخْشَى عَذُوْلاً هَمُّهُ مَقْتِي....لَقَدْ أَذِنَ الزَّمَانُ لَنَا بِوَصْلٍ غَيْرِ مُنْبَتِّ
Kekasihku aku tidak pernah khawatir dirimu adalah seorang istri yang hobinya hanya memarahiku…
Sungguh zaman telah mengizinkan kita untuk bersatu dengan sambungan yang tidak terputuskan…
سَقَيْتِ الْحُبَّ فِى قَلْبِي بِحُسْنِ الْفَعْلِ وَالسَّمْتِ....يَغِيْبُ السَّعْدُ إِنْ غِبْتِ وَيَصْفُو الْعَيْشُ إِنْ جِئْتِ
Engkau menyiram hatiku dengan indahnya akhlak dan perangaimu…
Sungguh kebahagiaan sirna tatkala engkau pergi dan kehidupan menjadi indah jika engkau datang….
نَهَارِي كَادِحٌ حَتَّى إِذَا مَا عُدْتُ لِلْبَيْتِ...لَقِيْتُكِ فَانْجَلَى عَنِّي ضَنَايَ إِذَا تَبَسَّمْتِ ..
Siang hariku terasa kacau hingga tatkala aku kembali ke rumah..
dan tatkala melihatmu maka dengan senyumanmu sirnalah semua gundah gulana dan kegelisahanku…
أُحِبُّكِ مِثْلَمَا أَنْتِ ...أُحِبُّكِ كَيْفَمَا كُنْتِ
Istriku…, aku mencintaimu apa adanya dirimu…aku mencintaimu bagaimanapun juga kondisimu
تَضِيْقُ بِيَ الْحَيَاةُ إِذَا بِهَا يَوْماً تَبَرَّمْتِ ...فَأَسْعَى جَاهِداً حَتَّى أُحَقِّقَ مَا تَمَنَّيْتِ
Terasa sempit kehidupan ini jika sehari saja engkau gelisah …
Maka aku akan berusaha untuk bisa mewujudkan impianmu
هَنَائِي أَنْتِ فَلْتَهْنِئي بِدِفْءِ الْحُبِّ مَا عِشْتِ ....فَرُوْحَانَا قَدِ ائْتَلَفَا كَمِثْلِ الْأَرْضِ وَالنَّبَتِ
Kebahagiaanku adalah engkau maka berbahagialah engkau dengan hangatnya cintaku selama hidupmu…
Maka sungguh kedua ruh kita telah bersatu sebagaimana bersatunya tanah dan tanaman…
فَيَا أَمَلِي وَيَا سَكَنِي وَيَا أُنْسِي وَمُلْهِمَتِي ....يَطِيْبُ الْعَيْشُ مَهْمَا ضَاقَتِ الْأَيَّامُ إِنْ طِبْتِ
Wahai harapanku…wahai ketenanganku…wahai ketenteramanku dan pemberi ilham dalam hidupku…
Kehidupanku menjadi indah meskipun bagaimanapun sulitnya hari-hari jika engkau baik


Keduabelas : Berusaha menunjukkan penghormatan dan penghargaan kepada kerabat keluarga pasangan. Jika seseorang menghormati dan melayani keluarga dan kerabat pasangannya maka hal ini merupakan bentuk pelayanan dan penghargaan kepada pasangannya tersebut. Ini adalah jasa yang akan sangat dihargai oleh pasangannya. Maka pasangannya tersebut akan semakin cinta kepadanya dan akan semakin siap berkorban kepadanya.


Ketigabelas : Bermu'amalah dengan istri bukan dengan "keperkasaan dan kejantanan" akan tetapi dengan kelembutan dan kehangatan.

          Seorang suami janganlah menjadi seorang diktator di rumahnya sehingga menimbulkan suasana "ketakutan" bagi istri. Jika dia ingin mengarahkan istrinya maka tidak perlu menggunakan kekerasan dan kejantanannya. Akan tetapi hendaknya ia memperhatikan sang istri sebagai seorang wanita yang berhati lembut dan perasa. Bukankah tujuan dari nasehat adalah perubahan sifat istri ke arah atau akhlak yang lebih baik??. Maka apakah perubahan tersebut diperoleh dengan kekerasan dan paksaan??. Kalaupun terjadi perubahan maka itu bukan dibangun di atas kesadaran akan tetapi di atas "ketakutan"…!.


Keempatbelas : Kapan seorang istri merasa sangat disayang oleh suaminya maka sang istri akan semakin ikhlas dan semangat dalam melayani suami.

Banyak wanita cantik yang suaminya tidak tampan membuktikan bahwa ternyata ketampanan lelaki bukanlah nomor satu bagi para wanita….bahkan bisa jadi nomor ke 4 atau ke 10..…, ketampanan bisa terkalahkan dengan budi pekerti, atau harta, atau kedudukan…

Seorang istri tidak begitu membutuhkan ketampanan anda…akan tetapi membutuhkan anda untuk menjadikannya merasa bahwa ia adalah nomor 1 di hati anda…

Pintarlah para suami bertutur kata…bermanis-manis kata…romantis, dll. Ingatlah wanita senang untuk dipuji…, pujilah kecantikannya…, pujilah masakannya…, pujilah dia karena Allah…Yang memerintahkan untuk menciptakan kehidupan harmonis dan agamis dalam keluarga…pujilah dia niscaya dia akan lebih mencintaimu dan lebih menservismu

          Sebaliknya pula, kapan seorang seuami merasa bahwa istrinya sangat mencintainya maka ia akan lebih percaya dan sayang kepada istrinya. Karenanya selain suami yang romantis, demikian juga istri menyambut keromantisan suami dengan tutur kata yang indah yang menunjukkan kasih sayang akan tetapi tetap dengan aroma penghormatan dan penghargaan kepada suami.
Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 12-02-1435 H / 15-12-2013 M
Abu Abdil Muhsin Firanda
www.firanda.com

Suami sayang istri bisa memperlancar rezeki, ini alasannya!

 
Simak selengkapnya…
Sahabat Ummi, percayakah bahwa rasa sayang dan sikap sayang suami pada istri dapat memperlancar rezeki dalam rumah tangga? Ya, sebaiknya percaya!
Sehingga sebagai istri perlu mempelajari trik bagaimana membuat suami tambah sayang, dan buat para suami yang ingin rezeki makin lancar, perlu mengasah sikap dalam mengekspresikan rasa sayang pada istri.
Berikut ini beberapa alasan mengapa suami yang sayang pada istri bisa memperlancar dan membuka berbagai pintu rezeki dalam rumah tangga:

1. Rasa sayang pada istri akan melahirkan tanggung jawab untuk menafkahi
Suami yang mencintai dan menyayangi istrinya dengan sebenar-benarnya tidak mungkin memberikan nafkah yang sekadar pas-pasan pada sang istri, ia akan berusaha keras membuat istri bahagia dengan cara mencari berbagai cara halal dalam mencukupi kebutuhan keluarga. Inilah yang menyebabkan pintu rezeki lainnya terbuka untuknya.
Beda dengan suami yang kurang rasa sayangnya pada istri, ia akan merasa memberi nafkah istri adalah beban berat yang menyebalkan. Maka, rezeki baginya pun akan terasa menyempit. Gaji sebanyak apapun selalu terasa kurang.

2. Rasa sayang pada istri akan mengundang rasa sayang Allah pada pasutri tersebut
Ketika suami menyayangi istri, dan istri menyayangi suami, tak pelak lagi... Allah akan menyayangi kedua suami istri tersebut. Jika Allah menyayangi pasutri, sudah dapat dipastikan Ia akan mencukupi keduanya dengan rezekiNya.

3. Rasa sayang pada istri akan melahirkan ketenangan dalam rumah tangga
Beda dengan pasutri yang saling benci dan saling mencaci maki, tidak akan ada ketenangan dan ketentraman, boro-boro memperlancar rezeki, berkonsentrasi untuk bekerja saja susah setengah mati karena suami selalu tersiksa mengingat perkataan dan temperamen buruk istrinya.
Ketenangan dalam rumah tangga yang timbul dari kasih sayang suami dan istri akan memberikan fokus kerja sehingga rezeki yang didapat suami pun akan lebih lancar dan luar biasa.

4. Rasa sayang pada istri akan membuat suami merasa cukup
Dengan adanya rasa sayang pada istri, suami akan merasa cukup dan tidak akan melihat 'pada yang lain', dengan demikian suami terjauh dari pikiran untuk membagi perhatian dan membagi rezeki dengan wanita lain yang tidak halal untuknya. Suami tak akan menyakiti perasaan istri yang disayanginya sehingga rezekinya pun in syaa Allah akan lancar bak air mengalir dari pegunungan.
Demikianlah beberapa alasan mengapa rasa sayang suami pada istri dapat memperlancar rezeki dalam rumah tangga, semoga bisa menjadi jawaban dan inspirasi untuk keluarga kita.

Sumber: ummi-online.com

Senin, 29 Juni 2015

11 EFEK KEKURANGAN AIR PUTIH BAGI TUBUH

11 Efek Kekurangan Air Putih Bagi Tubuh

Minum merupakan salah satu kegiatan wajib bagi tubuh kita. Selain menyegarkan tenggorokan, minum juga bermanfaat untuk membantu melancarkan pencernaan tubuh dan meningkatkan metabolisme tubuh. Selain itu, pentingnya air dalam tubuh tersebut, memiliki banyak fungsi bagi kesehatan tubuh.
 
Fungsi Air Minum
efek kekurangan air putih
Berikut ini beberapa fungsi air minum bagi tubuh :
  • Sebagai zat pelarut di dalam tubuh
  • Sebagai zat katalisator
  • Sebagai zat untuk mengatur suhu tubuh
  • Untuk melepas dahaga
  • Melancarkan sistem pencernaan
  • Menjaga kesehatan tubuh
  • Mengeluarkan racun dalam tubuh
  • Penyedia elektrolit bagi tubuh
Itulah beberapa manfaat air putih bagi tubuh kita. Sangat banyak bukan manfaatnya? Dengan banyaknya manfaat air di atas, masih saja banyak orang yang tidak mau mengkonsumsi air dengan cukup. Orang yang kurang dalam mengkonsumsi cairan, biasanya akan menunjukkan ciri-ciri tertentu.
Berikut ini yang akan terjadi ketika tubuh mengalami kekurangan air putih :

1. Kelelahan dan mudah lelah
Seseorang yang kurang mengkonsumsi air putih akan mudah merasakan lelah. Hal ini disebabkan karena saat seseorang mengkonsumsi sedikit air, metabolisme tubuh dan cairan di dalam tubuh akan berkurang drastis, sehingga merasa cepat lelah.

2. Masalah pada pencernaan
Cairan yang masuk ke dalam tubuh, terutama air putih sangat dibutuhkan untuk membantu proses pencernaan tubuh. Konsumsi air putih yang sedikit akan berpengaruh terhadap buruknya pencernaan pada tubuh.
Beberapa masalah pencernaan yang muncul karena kurang minum air putih :
  • Diare
  • Sulit buang air besar
  • Sulit buang air kecil
  • Sakit perut
3. Kulit Kusam
Kebiasaan minum air putih secara teratur, dapat membantu menjaga kesegaran tubuh. Hal ini dapat dipastikan, efek kekurangan air putih pada tubuh dapat menyebabkan kulit menjadi kusam dan kurang segar. Selain itu, tubuh juga akan terlihat pucat dan seperti tidak bertenaga.

4. Menganggu fungsi ginjal
Sebelum mempengaruhi pencernaan, ginjal akan mengalami gangguan fungsinya akibat kekurangan minum air putih. Proses pencernaan melibatkan banyak organ pencernaan, salah satunya adalah ginjal. Selain ginjal, beberapa organ pencernaan di bawah ini juga akan menurun fungsi nya :
  • Usus
  • Lambung
  • Tenggorokan
  • Hati
  • Kandung Kemih
  • Saluran Kencing
5. Kurang Konsentrasi
Daya konsentrasi di kontrol melalui otak. Efek kekurangan air putih, maka bagian otak pun akan mengalami kekurangan cairan. Kondisi otak yang mengalami kekurangan cairan ini akan menyebabkan berbagai gangguan konsentrasi. Konsentrasi ini sangat diperlukan untuk melakukan aktivitas. Hal ini dapat berdampak pada beberapa hal, antara lain :
  • Mudah bengong dan melamun
  • Sering salah dalam mengambil keputusan
  • Sulit mengerjakan tugas
  • Mudah melakukan kesalahan
6. Halusinasi
Halusinasi merupakan keadaan seperti melihat sesuatu, namun sebenarnya objek yang lihat tidaklah nyata. Halusinasi merupakan salah satu ciri-ciri yang disebabkan oleh kurangnya orientasi, yang salah satunya disebabkan oleh efek akibat kekurangan air putih. Halusinasi akan sangat mengganggu kegiatan sehari-hari, apalagi jika membutuhkan daya konsentrasi.

7. Mudah Mengantuk
Salah satu ciri orang yang kurang minum air putih adalah akan mudah mengantuk. Perlu diingat, air putih dan cairan berfungsi untuk menjaga kesegaran tubuh, sehingga ketika tidak meminum air putih, maka tubuh tidak akan terasa sega. Akibat kurang air minum, mengakibatkan gejala sering ngantuk menguap dan mata yang terlihat sangat lelah.

8. Tenggorokan Kering
Ketika sedang makan pasti akan merasa haus dan membutuhkan minum. Minum dapat membuat makanan yang dikonsumsi menjadi lebih mudah untuk ditelan. Kemudian akan memudahkan pencernaan, yang diteruskan ke usus, lalu sampai ke lambung. Kurangnya minum air putih akan membuat tenggorokan anda terasa kering, dan efek selanjutnya adalah radang pada tenggorokan
.
9. Kepala Pusing
Dengan berkurangnya cairan yang masuk ke otak, maka akan terjadi gangguan pada bagian tersebut. Kurang minum akan membuat kepala terasa sakit dan pusing.
10. Urin berwarna pekat
Salah satu ciri umum yang mudah di deteksi ketika sedang mengalami kekurangan cairan adalah urin anda yang berwarna sangat pekat. Apabila urin yang normal, akan berwarna bening dan kekuningan, namun pada orang yang kurang minum air putih akan berwarna kuning pekat. Hal dengan jelas menunjukkan bahwa tubuh anda mengalami kekurangan cairan.

11. Nyeri ketika buang air kecil
Salah satu hal yang menjadi ciri-ciri dari kurangnya air putih adalah rasa sakit ketika melakukan buang air kecil. Hal ini dapat terjadi ketika kandung kemih, sudah mengalami infeksi. Kandung kemih membutuhkan cairan yang cukup agar dapat melakukan sekresi atau pembuangan dengan baik dan sempurna. Cairan yang sedikit akan menyebabkan kandung kemih mengalami infeksi, dan menyebabakan rasa nyeri ketika buang air kecil
Itulah beberapa akibat kurang minum air minum pada tubuh. minumlah air secara teratur agar kesehatan tetap terjaga.

Kebutuhan Air Minum Setiap Harinya
Tubuh manusia pada dasarnya terdiri dari 80 % air pada bayi, dan 60 % air pada orang dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa tubuh sangat membutuhkan kandungan air yang banyak setiap harinya. Para ahli sendiri merekomendasikan agar dalam sehari, kita harus mengkonsumsi air minum minimal 8 gelas dalam sehari, dengan ukuran gelas 200 ml. itu berarti tubuh kita harus memiliki asupan air mineral sebanyak 1 – 2 liter per hari.
Untuk mendapatkan air sendiri, tidak harus mengkonsumsi air putih saja. Mengkonsumsi makanan yang mengandung air juga dapat membantu menambah cairan pada tubuh seperti buah-buahan. Begitu pula dengan minum minuman jenis lain seperti susu.

Sumber: halosehat.com
 --------------------------------------------------------------

Hari ini aku mencari artikel yang berhubungan dengan air putih karena aku mengalami nyeri ginjal akibat kekurangan minum air putih saat bulan ramadhan. Tidak seperti hari hari biasa saat kita tidak berpuasa maka kita memang harus mensiasati kecukupan asupan cairan dengan metode 2-4-2 yaitu minum 2 gelas air saat buka lalu dilanjutkan dengan minum 4 gelas saat jeda antara buka dan sahur dan 2 gelas lagi saat sahur. Beberapa hari belakangan ini aku mungkin terlalu mengabaikan kondisi itu hingga akhirnya aku menyadari mengalami nyeri pinggang belakang (di bagian ginjal berada) sehingga aku langsung tahu bahwa aku mengalami kurang cairan. Semalam aku langsung mengembalikan lagi rutinitasku meminum air putih 8 gelas sehari sehingga pagi ini aku merasakan perubahan yang lumayan berarti. alhamdulillah pinggangku tak sesakit saat sebelum aku banyak minum. walaupun semalam aku jadi sering buang air kecil namun setidaknya itu jauh lebih baik daripada nantinya harus cuci darah seumur hidup.

Oiya, aku pernah baca juga artikel tentang cara alami mencuci ginjal kita dengan seledri. Mau tau caranya??? Yuk simak...
CARANYA:
Cara membersihkan ginjal dengan khasiat daun seledri juga cukup mudah, siapkan dulu satu ikat
daun seledri segar yang sudah dicuci bersih.
Kemudian potong menjadi bagian kecil-kecil.
Selanjutnya rebus daun selederi yang sudah dipotong tadi dengan 1 panci berisi air (+/-
2liter). Perebusan membutuhkan waktu 10 menit.
Kemudian saring dan dinginkan. Anda cukup minum
1 gelas ramuan setiap hari dan semua kotoran,
garam & racun yang menumpuk akan keluar melalui
air seni.

Manfaat Lain Daun Seledri Untuk Kesehatan dan pengobatan tradisional
Selain sebagai pembersih ginjal alami, manfaat daun seledri juga dapat digunakan sebagai bahan
ramuan tradisional untuk mengatasi gangguan penyakit seperti: Menurunkan kolesterol, menyuburkan rambut, mengatasi rematik, mencegah kanker, mengobati sakit perut dan masih
banyak lagi.

Daun seledri juga dapat dimanfaatkan untuk Kecantikan, misalnya saja sebagai pembersih
minyak berlebih diwajah. Caranya 3 batang seledri dicuci dan diiris tipis tipis, kemudian diseduh dalam gelas dan ditutup. Gunakan air hasil menyeduh daun seledri saat akan tidur malam dengan cara
oleskan sari seledri ke wajah. Setelah kering, bilas wajah samapai bersih menggunakan air yang ditambah perasan jeruk nipis.

Mari sayangi ginjal kita dengan tidak lupa mengkonsumsi air yang cukup serta mencoba mempraktekkan resep tradisional diatas.
Selamat mencoba....

Love,
3R^N@

RIYAA' TERSELUBUNG

 
Syaitan tidak berhenti berusaha menjadikan amalan anak Adam tidak bernilai di sisi Allah. Diantara cara jitu syaitan adalah menjerumuskan anak Adam dalam berbagai model riyaa'. Sehingga sebagian orang "KREATIF" dalam melakukan riyaa', yaitu riyaa' yang sangat halus dan terselubung. Diantara contoh kreatif riyaa' tersebut adalah :

Pertama : Seseorang menceritakan keburukan orang lain, seperti pelitnya orang lain, atau malas sholat malamnya, tidak rajin menuntut ilmu, dengan maksud agar para pendengar paham bahwasanya ia tidaklah demikian. Ia adalah seorang yang dermawan, rajin sholat malam, dan rajin menuntut ilmu. Secara tersirat ia ingin para pendengar mengetahui akan amal ibadahnya.

Model yang pertama ini adalah model riya' terselubung yang terburuk, dimana ia telah terjerumus dalam dua dosa, yaitu mengghibahi saudaranya dan riyaa', dan keduanya merupakan dosa besar. Selain itu ia telah menjadikan saudaranya yang ia ghibahi menjadi korban demi memamerkan amalan sholehnya

Kedua : Seseorang menceritakan nikmat dan karunia yang banyak yang telah Allah berikan kepadanya, akan tetapi dengan maksud agar para pendengar paham bahwa ia adalah seorang yang sholeh, karenanya ia berhak untuk dimuliakan oleh Allah dengan memberikan banyak karunia kepadanya.

Ketiga : Memuji gurunya dengan pujian setinggi langit agar ia juga terkena imbas pujian tersebut, karena ia adalah murid sang guru yang ia puji setinggi langit tersebut. Pada hakikatnya ia sedang berusaha untuk memuji dirinya sendiri, bahkan terkadang ia memuji secara langsung tanpa ia sadari. Seperti ia mengatakan, "Syaikh Fulan / Ustadz Fulan…luar biasa ilmunya…, sangat tinggi ilmunya mengalahkan syaikh-syaikh/ustadz-ustadz yang lain. Alhamdulillah saya telah menimba ilmunya tersebut selama sekian tahun…"

Keempat : Merendahkan diri tapi dalam rangka untuk riyaa', agar dipuji bahwasanya ia adalah seorang yang low profile. Inilah yang disebut dengan "Merendahkan diri demi meninggikan mutu"

Kelima : Menyatakan kegembiraan akan keberhasilan dakwah, seperti banyaknya orang yang menghadiri pengajian, atau banyaknya orang yang mendapatkan hidayah dan sadar, akan tetapi dengan niat untuk menunjukkan bahwasanya keberhasilan tersebut karena kepintaran dia dalam berdakwah

Keenam : Ia menyebutkan bahwasanya orang-orang yang menyelisihinya mendapatkan musibah. Ia ingin menjelaskan bahwasanya ia adalah seorang wali Allah yang barang siapa yang mengganggunya akan disiksa atau diadzab oleh Allah.

Ini adalah bentuk tazkiyah (merekomendasi) diri sendiri yang terselubung.

Ketujuh : Ia menunjukkan dan memamerkan kedekatannya terhadap para dai/ustadz, seakan-akan bahwa dengan dekatnya dia dengan para ustadz menunjukkan ia adalah orang yang sholeh dan disenangi para ustadz. Padahal kemuliaan di sisi Allah bukan diukur dari dekatnya seseorang terhadap ustadz atau syaikh, akan tetapi dari ketakwaan. Ternyata kedekatan terhadap ustadz juga bisa menjadi ajang pamer dan persaingan.

Kedelapan : Seseorang yang berpoligami lalu ia memamerkan poligaminya tersebut. Jika ia berkenalan dengan orang lain, serta merta ia sebutkan bahwasanya istrinya ada 2 atau 3 atau 4. Ia berdalih ingin menyiarkan sunnah, akan tetapi ternyata dalam hatinya ingin pamer. Poligami merupakan ibadah, maka memamerkan ibadah juga termasuk dalam riyaa'.

        Para pembaca yang budiman, ini sebagian bentuk riyaa' terselubung, semoga Allah melindungi kita dari terjerumus dalam bentuk-bentuk riyaa’ terselubung tersebut. Tidak perlu kita menuduh orang terjerumus dalam riyaa' akan tetapi tujuan kita adalah untuk mengoreksi diri sendiri.

Hanya kepada Allahlah tempat meminta hidayah dan taufiiq.



Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 22-03-1434 H / 04 Februari 2013 M

Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja

Sumber: www.firanda.com

TENTANG RASA HORMAT

 
TENTANG RASA HORMAT

Banyak orang yang kecewa karena merasa gagal mendapatkan rasa hormat.
Banyak orangtua yang bertanya-tanya mengapa anak-anaknya tak menghormatinya.
Banyak suami yang menuntut untuk dihormati oleh istrinya.
Banyak atasan yang marah karena tak dihormati bawahannya.
Banyak guru yang tak tahu mengapa murid-muridnya kehilangan rasa hormat kepadanya.
Banyak dari kita yang lupa bawa rasa hormat hanya akan kita dapatkan setelah kita juga memberikannya!
...
Orang-orang yang begitu dihormati orang lainnya adalah mereka yang menghormati sesamanya.
Orangtua yang sangat dihormati dalam keluarga adalah juga yang menghormati hak-hak anak-anaknya.
Suami yang terhormat adalah yang begitu menghormati istrinya.
Atasan yang mendapatkan banyak rasa hormat adalah yang yang tak pernah merendahkan bawahannya.
Guru yang paling dihormati adalah yang paling mendengarkan murid-muridnya.
Rasa hormat adalah tentang memberi dan mendapatkan lebih...
Masuk akal, bukan? 

Sumber FB Fahd Pahdepie

TERNYATA HAL BERIKUT INI ADALAH KEWAJIBAN SUAMI

 
Ternyata hal berikut ini adalah kewajiban suami. Simak selengkapnya ya...

"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka." (QS. An-Nisa’ : 34)
Sahabat Ummi, masih ada saja wanita yang tidak mengerti betapa Islam meninggikan derajatnya, terutama dalam rumah tangga. Islam menjadikan seorang wanita sebagai ratu untuk suaminya.
Meskipun seorang istri harus senantiasa mematuhi dan membahagiakan suami -tugas yang terkesan berat- akan tetapi sebenarnya suami memiliki kewajiban yang luar biasa besar terhadap istrinya, inilah yang membuat suami memiliki hak penuh terhadap sang istri.

Hal-hal yang lazim dikatakan sebagai tugas keseharian istri, dalam Islam sesungguhnya itu adalah kewajiban suami untuk memenuhinya. Semisal berbelanja di pasar, menyediakan makanan, mencuci, berberes rumah, dll.
Bukan berarti istri tidak boleh melakukan, akan tetapi hal tersebut bukanlah kewajiban istri, dengan demikian... Suami semestinya jauh lebih menyayangi istri yang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya menjadi kewajiban suami tersebut.

Sayangnya, kita sering menemukan hal aneh dalam banyak rumah tangga. Misalnya saja, suami menyerahkan gajinya kepada istri setiap bulannya, setelah itu semua kewajiban suami harus dibayarkan istri dari uang gaji tersebut.
Kalau masih ada sisanya, tetap saja itu bukan lantas jadi hak istri. Dan yang paling celaka, kalau kurang, istri yang harus berpikir tujuh keliling untuk mengatasinya. Bukankah ini sangat memberatkan istri?

Dalam Islam, suami lah yang memiliki kewajiban untuk menafkahkan istri bahkan ada yang mengatakan sampai pada level menyuapi makanan ke mulut istri.
Lebih lengkapnya, mari kita simak langsung pendapat 5 Mazhab Fiqih tentang hal ini:
Ternyata 4 mazhab besar plus satu mazhab lagi yaitu mazhab Dzahihiri semua sepakat mengatakan bahwa para istri pada hakikatnya tidak punya kewajiban untuk berkhidmat kepada suaminya.

1. Mazhab al-Hanafi
Al-Imam Al-Kasani dalam kitab Al-Badai’ menyebutkan : Seandainya suami pulang bawa bahan pangan yang masih harus dimasak dan diolah, lalu istrinya enggan untuk memasak dan mengolahnya, maka istri tidak boleh dipaksa. Suaminya diperintahkan untuk pulang membaca makanan yang siap santap.
Di dalam kitab Al-Fatawa Al-Hindiyah fi Fiqhil Hanafiyah disebutkan : Seandainya seorang istri berkata,”Saya tidak mau masak dan membuat roti”, maka istri itu tidak boleh dipaksa untuk melakukannya. Dan suami harus memberinya makanan siap santan, atau menyediakan pembantu untuk memasak makanan.

2. Mazhab Maliki
Di dalam kitab Asy-syarhul Kabir oleh Ad-Dardir, ada disebutkan : wajib atas suami berkhidmat (melayani) istrinya. Meski suami memiliki keluasan rejeki sementara istrinya punya kemampuan untuk berkhidmat, namun tetap kewajiban istri bukan berkhidmat. Suami adalah pihak yang wajib berkhidmat. Maka wajib atas suami untuk menyediakan pembantu buat istrinya.

3. Mazhab As-Syafi’i
Di dalam kitab Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab karya Abu Ishaq Asy-Syirazi rahimahullah, ada disebutkan : Tidak wajib atas istri berkhidmat untuk membuat roti, memasak, mencuci dan bentuk khidmat lainnya, karena yang ditetapkan (dalam pernikahan) adalah kewajiban untuk memberi pelayanan seksual (istimta’), sedangkan pelayanan lainnya tidak termasuk kewajiban.

4. Mazhab Hanabilah
Seorang istri tidak diwajibkan untuk berkhidmat kepada suaminya, baik berupa mengadoni bahan makanan, membuat roti, memasak, dan yang sejenisnya, termasuk menyapu rumah, menimba air di sumur. Ini merupakan nash Imam Ahmad rahimahullah. Karena aqadnya hanya kewajiban pelayanan seksual. Maka pelayanan dalam bentuk lain tidak wajib dilakukan oleh istri, seperti memberi minum kuda atau memanen tanamannya.

5. Mazhab Az-Zhahiri
Dalam mazhab yang dipelopori oleh Daud Adz-Dzahiri ini, kita juga menemukan pendapat para ulamanya yang tegas menyatakan bahwa tidak ada kewajiban bagi istri untuk mengadoni, membuat roti, memasak dan khidmat lain yang sejenisnya, walau pun suaminya anak khalifah.
Suaminya itu tetap wajib menyediakan orang yang bisa menyiapkan bagi istrinya makanan dan minuman yang siap santap, baik untuk makan pagi maupun makan malam. Serta wajib menyediakan pelayan (pembantu) yang bekerja menyapu dan menyiapkan tempat tidur.

Pendapat Yang Berbeda
Namun kalau kita membaca kitab Fiqih Kontemporer Dr. Yusuf Al-Qaradawi, beliau agak kurang setuju dengan pendapat jumhur ulama ini. Beliau cenderung tetap mengatakan bahwa wanita wajib berkhidmat di luar urusan seks kepada suaminya.
Dalam pandangan beliau, wanita wajib memasak, menyapu, mengepel dan membersihkan rumah. Karena semua itu adalah imbal balik dari nafkah yang diberikan suami kepada mereka.
Namun satu hal yang jangan dilupakan, beliau tetap mewajibkan suami memberi nafkah kepada istrinya, di luar urusan kepentingan rumah tangga. Artinya, istri mendapat 'upah' materi di luar uang nafkah kebutuhan bulanan.

Jadi para istri harus digaji dengan nilai yang pasti oleh suaminya. Karena Allah SWT berfirman bahwa suami itu memberi nafkah kepada istrinya. Dan memberi nafkah itu artinya bukan sekedar membiayai keperluan rumah tangga, tapi lebih dari itu, para suami harus ‘menggaji’ para istri. Dan uang gaji itu harus di luar semua biaya kebutuhan rumah tangga.

Demikianlah betapa Islam meninggikan wanita dalam rumah tangga, dan dengan demikian menjadi masuk akal ketika wanita dilaknat akibat tidak memenuhi hasrat biologis suaminya, saking begitu besarnya kewajiban suami dalam menafkahi istri.
Semoga postingan ini bermanfaat dan menambah cinta dan penghargaan antar pasutri dalam rumah tangga.

Sumber : ummi-online.com

RENUNGAN UNTUK PARA SUAMI DAN ISTRI



“Assalaamu’alaikum…!” Ucapnya lirih saat memasuki rumah.


Tak ada orang yang menjawab salamnya. Ia tahu istri dan anak-anaknya pasti sudah tidur. Biar malaikat yang menjawab salamku,” begitu pikirnya.





Melewati ruang tamu yang temaram, dia menuju ruang kerjanya. DiletakAkannya tas, ponsel dan kunci-kunci di meja kerja.

Setelah itu, barulah ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.

Sejauh ini, tidak ada satu orang pun anggota keluarga yang terbangun. Rupanya semua tertidur pulas.

Segera ia beranjak menuju kamar tidur. Pelan-pelan dibukanya pintu kamar, ia tidak ingin mengganggu tidur istrinya.

Benar saja istrinya tidak terbangun, tidak menyadari kehadirannya.

Kemudian Amin duduk di pinggir tempat tidur. Dipandanginya dalam-dalam wajah Aminah, istrinya.

Amin segera teringat perkataan almarhum kakeknya, dulu sebelum dia menikah.

Kakeknya mengatakan, jika kamu sudah menikah nanti, jangan berharap kamu punya istri yang sama persis dengan maumu. Karena kamu pun juga tidak sama persis dengan maunya.

Jangan pula berharap mempunyai istri yang punya karakter sama seperti dirimu. Karena suami istri adalah dua orang yang berbeda. Bukan untuk disamakan tapi untuk saling melengkapi.

Jika suatu saat ada yang tidak berkenan di hatimu, atau kamu merasa jengkel, marah, dan perasaan tidak enak yang lainnya, maka lihatlah ketika istrimu tidur....

“Kenapa Kek, kok waktu dia tidur?” tanya Amin kala itu.

“Nanti kamu akan tahu sendiri,” jawab kakeknya singkat.

Waktu itu, Amin tidak sepenuhnya memahami maksud kakeknya, tapi ia tidak bertanya lebih lanjut, karena kakeknya sudah mengisyaratkan untuk membuktikannya sendiri.

Malam ini, ia baru mulai memahaminya. Malam ini, ia menatap wajah istrinya lekat-lekat. Semakin lama dipandangi wajah istrinya, semakin membuncah perasaan di dadanya. Wajah polos istrinya saat tidur benar-benar membuatnya terkesima. Raut muka tanpa polesan, tanpa ekspresi, tanpa kepura-puraan, tanpa dibuat-buat. Pancaran tulus dari kalbu.

Memandanginya menyeruakkan berbagai macam perasaan. Ada rasa sayang, cinta, kasihan, haru, penuh harap dan entah perasaan apa lagi yang tidak bisa ia gambarkan dengan kata-kata.

Dalam batin, dia bergumam,
“Wahai istriku, engkau dulu seorang gadis yang leluasa beraktivitas, banyak hal yang bisa kau perbuat dengan kemampuanmu. Aku yang menjadikanmu seorang istri. Menambahkan kewajiban yang tidak sedikit. Memberikanmu banyak batasan, mengaturmu dengan banyak aturan.

Dan aku pula yang menjadikanmu seorang ibu. Menimpakan tanggung jawab yang tidak ringan. Mengambil hampir semua waktumu untuk aku dan anak-anakku.

Wahai istriku, engkau yang dulu bisa melenggang kemanapun tanpa beban, aku yang memberikan beban di tanganmu, dipundakmu, untuk mengurus keperluanku, guna merawat anak-anakku, juga memelihara rumahku.

Kau relakan waktu dan tenagamu melayaniku dan menyiapkan keperluanku. Kau ikhlaskan rahimmu untuk mengandung anak-anakku, kau tanggalkan segala atributmu untuk menjadi pengasuh anak-anakku, kau buang egomu untuk menaatiku, kau campakkan perasaanmu untuk mematuhiku.

Wahai istriku, di kala susah, kau setia mendampingiku. Ketika sulit, kau tegar di sampingku. Saat sedih, kau pelipur laraku. Dalam lesu, kau penyemangat jiwaku. Bila gundah, kau penyejuk hatiku. Kala bimbang, kau penguat tekadku. Jika lupa, kau yang mengingatkanku. Ketika salah, kau yang menasehatiku.

Wahai istriku, telah sekian lama engkau mendampingiku, kehadiranmu membuatku menjadi sempurna sebagai laki-laki.

Lalu, atas dasar apa aku harus kecewa padamu?
Dengan alasan apa aku perlu marah padamu?
Andai kau punya kesalahan atau kekurangan, semuanya itu tidak cukup bagiku untuk membuatmu menitikkan airmata.

Akulah yang harus membimbingmu. Aku adalah imammu, jika kau melakukan kesalahan, akulah yang harus dipersalahkan karena tidak mampu mengarahkanmu. Jika ada kekurangan pada dirimu, itu bukanlah hal yang perlu dijadikan masalah. Karena kau insan, bukan malaikat.

Maafkan aku istriku, kaupun akan kumaafkan jika punya kesalahan. Mari kita bersama-sama untuk membawa bahtera rumah tangga ini hingga berlabuh di pantai nan indah, dengan hamparan keridhoan Allah azza wa jalla.

Segala puji hanya untuk Allah azza wa jalla yang telah memberikanmu sebagai jodohku.”

Tanpa terasa air mata Amin menetes deras di kedua pipinya. Dadanya terasa sesak menahan isak tangis.

Segera ia berbaring di sisi istrinya pelan-pelan. Tak lama kemudian ia pun terlelap.

***

Jam dinding di ruang tengah berdentang dua kali.

Aminah, istri Amin, terperanjat
“Astaghfirullaah, sudah jam dua?”

Dilihatnya sang suami telah pulas di sampingnya. Pelan-pelan ia duduk, sambil memandangi wajah sang suami yang tampak kelelahan.

“Kasihan suamiku, aku tidak tahu kedatangannya. Hari ini aku benar-benar capek, sampai-sampai nggak mendengar apa-apa. Sudah makan apa belum ya dia?” gumamnya dalam hati.

Mau dibangunkan nggak tega, akhirnya cuma dipandangi saja. Semakin lama dipandang, semakin terasa getar di dadanya. Perasaan yang campur aduk, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, hanya hatinya yang bicara.

“Wahai suamiku, aku telah memilihmu untuk menjadi imamku. Aku telah yakin bahwa engkaulah yang terbaik untuk menjadi bapak dari anak-anakku. Begitu besar harapan kusandarkan padamu. Begitu banyak tanggungjawab kupikulkan di pundakmu.

“Wahai suamiku, ketika aku sendiri kau datang menghampiriku. Saat aku lemah, kau ulurkan tanganmu menuntunku. Dalam duka, kau sediakan dadamu untuk merengkuhku. Dengan segala kemampuanmu, kau selalu ingin melindungiku.

“Wahai suamiku, tidak kenal lelah kau berusaha membahagiakanku. Tidak kenal waktu kau tuntaskan tugasmu. Sulit dan beratnya mencari nafkah yang halal tidak menyurutkan langkahmu. Bahkan sering kau lupa memperhatikan dirimu sendiri, demi aku dan anak-anak.

“Lalu, atas dasar apa aku tidak berterimakasih padamu, dengan alasan apa aku tidak berbakti padamu? Seberapapun materi yang kau berikan, itu hasil perjuanganmu, buah dari jihadmu.

Jika kau belum sepandai da’i dalam menasehatiku, tapi kesungguhanmu beramal shaleh membanggakanku.
Tekadmu untuk mengajakku dan anak-anak istiqomah di jalan Allah azza wa jalla serta membahagiakanku.

“Maafkan aku wahai suamiku, akupun akan memaafkan kesalahanmu.

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah azza wa jalla yang telah mengirimmu menjadi imamku. Aku akan taat padamu untuk mentaati Allah azza wa jalla. Aku akan patuh kepadamu untuk menjemput ridho-Nya..”

Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrota'ayun waj'alna lil muttaqina imamma







Di copas dari grup WA Mu'amalah Syar'iyyah dengan sedikit perubahan

Sumber: Gus Zimam Hanif III









Minggu, 28 Juni 2015

APAKAH ANAKKU HARUS RANKING 1?




And here is the story......

Di kelasnya terdapat 50 orang murid, setiap kali ujian, anak perempuanku tetap mendapat ranking ke-23. Lambat laun membuat dia mendapatkan nama panggilan dengan nomor ini dan menjadi murid kelas menengah yang sesungguhnya. 

Suamiku mengeluhkan ke padaku, setiap kali ada kegiatan di perusahaannya atau pertemuan alumni sekolahnya, setiap orang selalu memuji-muji “Superman cilik” di rumah masing-masing, sedangkan dia hanya bisa menjadi pendengar saja. Anak keluarga orang, bukan saja memiliki nilai sekolah yang menonjol, juga memiliki banyak keahlian khusus. Sedangkan anak kami rangking nomor 23 dan tidak memiliki sesuatu pun untuk ditonjolkan. 


Saat suamiku membaca sebuah berita tentang seorang anak berusia 9 tahun yang masuk perguruan tinggi, dia bertanya dengan hati kepada anak kami: “Anakku, kenapa kamu tidak terlahir sebagai anak dengan kepandaian luar biasa?” Anak kami menjawab: “Itu karena ayah juga bukan seorang ayah dengan kepandaian yang luar biasa”. Suamiku menjadi tidak bisa berkata apa-apa lagi, saya hanya tertawa sendiri mendengarnya.

Pada pertengahan musim, semua sanak keluarga berkumpul bersama untuk merayakannya, sehingga memenuhi satu ruangan besar di sebuah restoran. Topik pembicaraan semua orang perlahan-lahan mulai beralih kepada anak masing-masing. Dalam kemeriahan suasana, anak-anak ditanyakan apakah cita-cita mereka di masa mendatang? Ada yang menjawab akan menjadi pemain piano, bintang film atau politikus, tiada seorang pun yang terlihat takut mengutarakannya di depan orang banyak, bahkan anak perempuan berusia 4½ tahun juga menyatakan bahwa kelak akan menjadi seorang pembawa acara di televisi, semua orang bertepuk tangan mendengarnya.

Anak perempuan kami yang berusia 15 tahun terlihat sangat sibuk sekali sedang membantu anak-anak kecil lainnya makan. Semua orang mendadak teringat kalau hanya dia yang belum mengutarakan cita-citanya kelak. Di bawah desakan orang banyak, akhirnya dia menjawab dengan sungguh-sungguh: Kelak ketika aku dewasa, cita-cita pertamaku adalah menjadi seorang guru TK, memandu anak-anak menyanyi, menari lalu bermain-main. Demi menunjukkan kesopanan, semua orang tetap memberikan pujian, kemudian menanyakan akan cita-cita keduanya. Dia menjawab dengan besar hati: “Saya ingin menjadi seorang ibu, mengenakan kain celemek bergambar Doraemon dan memasak di dapur, kemudian membacakan cerita untuk anak-anakku dan membawa mereka ke teras rumah untuk melihat bintang”. Semua sanak keluarga tertegun dibuatnya, saling pandang tanpa tahu akan berkata apa lagi. Raut muka suamiku menjadi canggung sekali.

Sepulangnya kami kembali ke rumah, suamiku mengeluhkan ke padaku, apakah aku akan membiarkan anak perempuan kami kelak menjadi guru TK? Apakah kami tetap akan membiarkannya menjadi murid kualitas menengah? Sebetulnya, kami juga telah berusaha banyak. Demi meningkatkan nilai sekolahnya, kami pernah mencarikan guru les pribadi dan mendaftarkannya di tempat bimbingan belajar, juga membelikan berbagai materi belajar untuknya. Anak kami juga sangat penurut, dia tidak lagi membaca komik lagi, tidak ikut kelas origami lagi, tidur bermalas-malasan di akhir minggu tidak dilakukan lagi.

Bagai seekor burung kecil yang kelelahan, dia ikut les belajar sambung menyambung, buku pelajaran dan buku latihan dikerjakan terus tanpa henti. Namun biar bagaimana pun dia tetap seorang anak-anak, tubuhnya tidak bisa bertahan lagi dan terserang flu berat. Biar sedang diinfus dan terbaring di ranjang, dia tetap bersikeras mengerjakan tugas pelajaran, akhirnya dia terserang radang paru-paru. Setelah sembuh, wajahnya terlihat semakin kurus. Akan tetapi ternyata hasil ujian semesternya membuat kami tidak tahu mau tertawa atau menangis, tetap saja rangking 23. Kemudian, kami juga mencoba untuk memberikan penambah gizi dan rangsangan hadiah, setelah berulang-ulang menjalaninya, ternyata wajah anak perempuanku kondisinya semakin pucat saja. Apalagi, setiap kali akan menghadapi ujian, dia mulai tidak bisa makan dan tidak bisa tidur, terus mencucurkan keringat dingin, terakhir hasil ujiannya malah menjadi nomor 33 yang mengejutkan kami. Aku dan suamiku secara diam-diam melepaskan aksi tekanan, dan membantunya tumbuh normal.

Dia kembali pada jam belajar dan istirahatnya yang normal, kami mengembalikan haknya untuk membaca komik, mengijinkannya untuk berlangganan majalah “Humor anak-anak” dan sejenisnya, sehingga rumah kami menjadi tenteram damai kembali. Kami memang sangat sayang pada anak kami ini, namun kami sungguh tidak memahami akan nilai sekolahnya.
Pada akhir minggu, teman-teman sekerja pergi rekreasi bersama. Semua orang mempersiapkan lauk terbaik dari masing-masing, dengan membawa serta suami dan anak untuk piknik. Sepanjang perjalanan penuh dengan tawa dan guyonan, ada anak yang bernyanyi, ada juga yang memperagakan karya seni pendek.

Anak kami tiada keahlian khusus, hanya terus bertepuk tangan dengan sangat gembira. Dia sering kali lari ke belakang untuk mengawasi bahan makanan. Merapikan kembali kotak makanan yang terlihat sedikit miring, mengetatkan tutup botol yang longgar atau mengelap wadah sayuran yang bocor ke luar. Dia sibuk sekali bagaikan seorang pengurus rumah tangga cilik.

Ketika makan terjadi satu kejadian di luar dugaan. Ada dua orang anak lelaki, satunya adalah bakat matematika, satunya lagi adalah ahli bahasa Inggris. Kedua anak ini secara bersamaan berebut sebuah kue beras yang di atas piring, tiada seorang pun yang mau melepaskannya, juga tidak mau saling membaginya. Walau banyak makanan enak terus dihidangkan, mereka sama sekali tidak mau peduli. Orang dewasa terus membujuk mereka, namun tidak ada hasilnya. Terakhir anak kami yang menyelesaikan masalah sulit ini dengan cara yang sederhana yaitu lempar koin untuk menentukan siapa yang menang.

Ketika pulang, jalanan macet dan anak-anak mulai terlihat gelisah. Anakku membuat guyonan dan terus membuat orang-orang semobil tertawa tanpa henti. Tangannya juga tidak pernah berhenti, dia mengguntingkan banyak bentuk binatang kecil dari kotak bekas tempat makanan, membuat anak-anak ini terus memberi pujian. Sampai ketika turun dari mobil bus, setiap orang mendapatkan guntingan kertas hewan shio-nya masing-masing.
Ketika mendengar anak-anak terus berterima kasih, tanpa tertahankan pada wajah suamiku timbul senyum bangga.

Selepas ujian semester, aku menerima telpon dari wali kelas anakku.
Pertama-tama mendapatkan kabar kalau nilai sekolah anakku tetap kualitas menengah. Namun dia mengatakan ada satu hal aneh yang hendak diberitahukannya, hal yang pertama kali ditemukannya selama lebih dari 30 tahun mengajar. Dalam ujian bahasa ada sebuah soal tambahan, yaitu siapa teman sekelas yang paling kamu kagumi dan alasannya. Selain anakku, semua teman sekelasnya menuliskan nama anakku.

Alasannya pun sangat beragam : antusias membantu orang, sangat memegang janji, tidak mudah marah, enak berteman, dan lain-lain, paling banyak ditulis adalah optimis dan humoris.
Wali kelasnya mengatakan banyak usul agar dia dijadikan ketua kelas saja.
Dia memberi pujian: “Anak Anda ini, walau nilai sekolahnya biasa-biasa saja, namun kalau bertingkah laku terhadap orang, benar-benar nomor satu”.

Saya bercanda pada anakku, kamu sudah mau jadi pahlawan. Anakku yang sedang merajut selendang leher terlebih menundukkan kepalanya dan berpikir sebentar, dia lalu menjawab dengan sungguh-sungguh: “Guru pernah mengatakan sebuah pepatah, ketika pahlawan lewat, harus ada orang yang bertepuk tangan di tepi jalan.”
Dia pun pelan-pelan melanjutkan: “Ibu, aku tidak mau jadi Pahlawan aku mau jadi orang yang bertepuk tangan di tepi jalan.” Aku terkejut mendengarnya dan mengamatinya dengan seksama.
Dia tetap diam sambil merajut benang wolnya, benang warna merah muda dipilinnya bolak balik di jarum, sepertinya waktu yang berjalan di tangannya mengeluarkan kuncup bunga.
Dalam hatiku pun terasa hangat seketika.

Pada ketika itu, hatiku tergugah oleh anak perempuan yang tidak ingin menjadi pahlawan ini. Di dunia ini ada berapa banyak orang yang bercita-cita ingin menjadi seorang pahlawan, namun akhirnya menjadi seorang biasa di dunia fana ini.

Jika berada dalam kondisi sehat, jika hidup dengan bahagia, jika tidak ada rasa bersalah dalam hati, mengapa anak-anak kita tidak boleh menjadi seorang biasa yang baik hati dan jujur.

Jika anakku besar nanti, dia pasti menjadi seorang isteri yang berbudi luhur, seorang ibu yang lemah lembut, bahkan menjadi seorang teman kerja yang gemar membantu, tetangga yang ramah dan baik.
Apalagi dia mendapatkan ranking 23 dari 50 orang murid di kelasnya, kenapa kami masih tidak merasa senang dan tidak merasa puas?

Masih ingin dirinya lebih hebat dari orang lain dan lebih menonjol lagi?
Lalu bagaimana dengan sisa 27 orang anak-anak di belakang anakku? Jika kami adalah orangtua mereka, bagaimana perasaan kami?


Anakmu bukan milikmu.
Mereka putra putri sang Hidup yang rindu pada diri sendiri,
Lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari engkau,
Mereka ada padamu, tapi bukan hakmu.
Berikan mereka kasih sayangmu, tapi jangan sodorkan bentuk pikiranmu,
Sebab mereka ada alam pikiran tersendiri.
Patut kau berikan rumah untuk raganya,
Tapi tidak untuk jiwanya,
Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan, yang tiada dapat kau kunjungi meski dalam mimpi.
Kau boleh berusaha menyerupai mereka,
Namun jangan membuat mereka menyerupaimu
Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
Pun tidak tenggelam di masa lampau.
Kaulah busur, dan anak-anakmulah Anak panah yang meluncur.
Sang Pemanah Maha Tahu sasaran bidikan keabadian.
Dia merentangmu dengan kekuasaan-Nya,
Hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat.
Meliuklah dengan suka cita dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
Sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat
Sebagaimana pula dikasihiNya busur yang mantap.
- Khalil Gibran

(Sumber: annasahmad.wordpress.com)


Kisah inspiratif ini selalu saja membuatku menangis saat membacanya, mengingatkan pada diriku sendiri untuk tidak terlalu menetapkan target target pencapaian yang terlalu tinggi kepada anak anakku karena anak bukanlah alat untuk mencapai target ataupun impian orangtua yang tidak terwujud dimasa muda... Saat penerimaan rapot kenaikan kelas anak sulungku Aqiela kebetulan aku duduk bersebelahan dengan orangtua murid yang anaknya ranking 23 dikelasnya (kebetulan rankingnya sama dengan yang ada dalam cerita) Ia mengeluhkan bahwa anaknya tidak pernah mau belajar, malas (kalau menurut ibu si anak). Setiap hari hanya bermain ibu ibu an karena anak tersebut anak perempuan. Dalam hati aku jadi merasa bahwa aku jauh lebih beruntung dari ibu itu karena semalas malasnya anakku belajar tetap saja masih mau diarahkan. Walau kadang sebagai seorang ibu aku masih saja suka mengeluh jika anakku baru belajar 15 menit sudah tertidur diatas buku yang ia baca. Maafkan mama ya nak kalau mama kadang masih suka ngomel ngomel kalo ngingetin belajar. Kadang suka lupa juga kalau anak juga punya hak bermain dan aktualisasai diri bersama teman teman. Belajar menjadi orangtua bijak, semoga aku bisa. Bismillah... Oiya, mencoba mengambil sisi positif dari teman anakku yang hobinya main ibu ibu an dan malas belajar itu mungkin ia memang tidak cerdas dalam bidang akademik, namun siapa tahu bahwa kelak ia akan menjadi ibu bijaksana yang dicintai anak anaknya karena sejak kecil hobinya ibu ibu an (pura pura jadi ibu)...

Sedang asyik menulis di blog, tiba tiba anak laki lakiku muncul sambil bertanya
"Ma, mama mau dipijitin gak?"
"Mau dong yang"jawabku sambil tetap mengetik. Anakku duduk dibelakangku sambil memijit punggung mamanya saat aku menuliskan cerita ini. Ia membaca judul tulisan di blog ini kemudian menawarkan sesuatu.
"Mama mau dibuatin minum apa?" lanjutnya...
"Wah ada apa ini tumben tumbenan mas abi kok merayu mama?"
"Yo gak merayu, kan mas Abi tau kalau mama cape'"
"Ya udah kalau ditawarin, mama mau dibikinin teh anget deh"
"Teh angetnya pake madu nggak?"
"Nggak usah, pakai gula saja"
Dan sesaat kemudian ia sudah muncul dari dapur membawakan segelas besar teh anget buatannya yang dibuat dengan penuh cinta
"Agak nggak anget nggak papa ya ma, susah nuangin air panasnya"
"Ya, gak papa. Makasih ya yang"

Ternyata anak yang sering aku marah marahin kalau lagi gak nurut ternyata punya sayang yang besar juga pada ibunya. Ternyata ia tidak dendam pada ibunya walaupun aku suka marah marah padanya kalau kebanyakan main game di tabnya, kalau telat sholat, kalau gak mengaji, kalau kebanyakan menonton tv, kalau tidak mau makan, karena dilubuk hatinya yang terdalam ia tau bahwa ibunya marah marah karena demi kebaikannya. "Marahnya mama tanda mama sayang" walaupun aku tau harusnya gak perlu pakai marah. Aslinya sih bukan marah, tapi lebih kepada mengingatkan dengan nada dasar A=do heheheheh.... Mungkin ini memang gaya emak emak kalo punya anak yang kadang suka bandel (hehe...mencari pembenaran)

I'm so lucky to have you as my son dear... Love you...

Special dedication for my beloved son Aqiela Abimanyu...


 Love,
3R^N@