Minggu, 28 Juni 2015
BELAJAR DARI KEMATIAN
Kemarin, aku dan ibu habis tak'ziah di daerah Mirikerep Secang Magelang karena salah seorang saudara kami meninggal akibat kecelakaan. Setiap kali mendengar berita duka entah itu karena sakit, karena kecelakaan ataukah kematian yang mendadak tanpa disertai sakit, aku selalu bertanya tanya, "Kapankah giliranku akan tiba?"..."Bagaimanakah seandainya aku yang mengalami hal itu?"... "Sudah siapkah aku menghadapinya?"..."Bekal apa yang sudah aku persiapkan semasa hidup untuk menghadapNya dan mempertanggungjawabkan yang telah aku lakukan di dunia?" dan sedertet banyak pertanyaan lain yang bermunculan dalam benakku setiap kali mendengar kata "KEMATIAN"
Islam mengajarkan bawa setiap yang bernyawa pasti akan mati seperti tertera dalam salah satu surat dalam al Qur'an
"Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian”. (Surat Ali `Imran: 185).
Oleh karena itulah,seorang muslim tatkala mendengar berita kematian, maka dianjurkan untuk segera mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi roojiuun, atau bahwa sesuangguhnya semua itu adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Kematian seharusnya dianggap sebagai sesuatu yang lazim. Semua makhluk berasal dari Allah, dan pada saatnya akan kembali. Seseorang yang menemui ajalnya, maka artinya, ia telah kembali ke asalnya, yaitu Dzat Yang Maha Pencipta.
Dalam pandangan Agama Islam seseorang yang menemui ajalnya atau mati dianggap tidak masalah. Peritiwa itu adalah lazim terjadi, atau hal biasa, dan bahkan harus terjadi. Seseorang yang meninggal dunia dalam keadalaan muslim dianggap tidak ada masalah yang perlu dikhawatirkan atau ditakutkan. Kematian itu baru melahirkan masalah, manakala seseorang tatkala meninggal dunia tersebut dalam keadaan tidak sebagai seorang yang beriman.
Seseorang yang meninggal dunia dalam keadaan beriman, maka dijanjikan oleh Allah akan ditempatkan pada tempat yang mulia. Peristiwa kematian hanya dimaknai sebatas berpindah tempat, yaitu dari kehidupan di dunia kemudian beralih ke alam kubur dan berlanjut ke alam yang lebih kekal, yaitu akherat. Bagi siapapun, yang beriman dan bertaqwa, dijanjikan oleh Allah akan mendapatkan kebahagiaan yang tidak terputus-putus.
Namun sebagai orang awam yang belum pernah mengalami rasanya mati, kadang aku juga sering berfikir. Jika aku mati terlebih dahulu, lalu bagaimana anak anakku, bagaimana suamiku, bagaimana saudara saudaraku?? Padahal aku sebenarnya tahu bahwa anak, istri/suami, saudara bahkan harta benda tidak ada yang akan menemani kita di alam kubur. Kita benar benar SENDIRI. Yang kita bawa hanyalah tabungan amal kebaikan kita dimasa hidup dan do'a do'a dari anak anak yang sholeh yang akan menemani kita . Aku jadi membayangkan bahwa seandainya aku mati tanpa mempunyai bekal amal sholeh semasa hidup, maka akan seperti apakah aku nanti??
Tapi pernahkah kita berfikir kawan, bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara saja. Hanya mampir ngombe kalau istilah Jawa. Sehingga segala sesuatu yang menempel dengan urusan duniawi pun hanyalah sementara. jabatan, pangkat, keberlimpahan harta, semuanya sementara. Pada akhirnya tak ada yang akan kita bawa jika maut datang menghampiri kita. Hanyalah selembar kain kafan saja dan amal kebaikan yang akan setia menemani kita.
Suami/Istri dan anak-anak yang sangat kita cintai, tak akan pernah mau menemani kita masuk liang lahat, koleksi rumah mewah, kendaraan mahal, emas intan permata, semuanya akan kita tinggalkan. Semuanya pergi, semuanya meninggalkan kita. Semuanya tak akan ada yang mampu menolong dan menyelamatkan kehidupan kita selanjutnya pasca masuk melalui pintu kematian.
Jadi marilah kita belajar untuk meletakkan dunia di tangan kita jangan di hati kita. Dunia yang ada di dalam genggaman tangan, akan menjadikan kita tidak terjebak pada sikap terlalu mencintai dunia. Tak akan terjerembab pada tingkah laku culas dan kerakusan yang sangat, sehingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Dunia yang diletakkan di dalam genggaman tangan, akan menjadi sesuatu yang berkah dan bermanfaat bagi mahluk Tuhan yang lain.
Marilah selagi nafas masih berhembus, selagi hayat masih dikandung badan kita senantiasa mengisi hari hari kita dalam kebaikan, agar bila saatnya tiba kita harus pergi kita tidak akan menyesali kehidupan kita didunia ini..
"Ya Allah, jadikanlah hambaMu ini menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain. Aamiin...."
Love,
3R^N@
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar