Kamis, 23 Juli 2015

BUTA WARNA

Buta warna


Buta warna 
adalah adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu yang disebabkan oleh faktor GENETIS. Sehingga orang yang menderita buta warna tidak dapat membedakan perpaduan aneka warna.

Secara umum, Buta warna dibagi  menjadi dua jenis yaitu Buta Warna Total dan Buta Warna Parsial, dimana pada buta warna total seseorang hanya melihat semua warna menjadi hitam dan putih saja, sedangkan pada buta warna parsial, penderita  hanya akan mengalami kesulitan dalam membedakan warna-warna senada. Secara fisik seseorang dengan buta warna parsial terlihat sama saja dengan orang normal. Artinya, tidak ada kelainan fisik  yang signifikan antara orang normal dengan penderita buta warna parsial. Selain itu, Penderita buta warna parsial juga tidak merasakan sakit ketika melihat suatu objek dengan perpaduan warna, hanya saja penderita buta warna melihat objek tersebut dengan warna yang berbeda dari orang normal walaupun perbedaan itu tidak terlalu signifikan.  Berikut ini ada beberapa sekilas penjelasan tentang penyebab ‘Kenapa penderita buta warna melihat suatu objek bisa berbeda dengan orang normal’.

Buta warna terjadi ketika sel-sel peka cahaya yang terdapat di retina gagal untuk merespon dengan tepat dalam  memvariasikan panjang gelombang cahaya  untuk melihat berbagai warna. Retina ini  merupakan bagian mata yang mengubah cahaya menjadi sinyal saraf. Retina memiliki sel fotoreseptor yaitu sel batang dan sel kerucut (rods and cones) yang menerima cahaya. Sinyal yang dihasilkan kemudian mengalami proses rumit yang dilakukan oleh neuron retina yang lain dan diubah menjadi potensial aksi pada sel ganglion retina.

 

Sel batang (Rod cell) adalah sel fotoreseptor di dalam retina yang dapat berfungsi pada kondisi cahaya yang redup. Pada umumnya terdapat sekitar 125 juta sel batang pada mata manusia. Sel ini lebih sensitif dibandingkan dengan sel kerucut sehingga sel inilah yang bertanggung jawab terhadap penglihatan dalam gelap.

Sel kerucut (Cone Celladalah sel penerima sinar di dalam retina mata yang bertanggung jawab terhadap penglihatan warna terang.  Sel kerucut kurang sensitif terhadap cahaya dibandingkan sel batang,tapi sel kerucut mampu membedakan warna. Sel kerucut juga dapat melihat detail yang lebih halus dan karena memiliki respon yang cepat terhadap perubahan.

Pada kasus buta warna, satu atau lebih sel kerucut dan sel batang tidak berfungsi sebagai mana mestinya, sehingga penderita buta warna tidak bisa melihat warna tertentu. Pada Sel kerucut terdapat tiga jenis sel  yang memilki fungsi-fungsi tertentu dan masing-masing sel-sel tersebut sangat peka terhadap spektrum merah, hijau dan biru.  Untuk mengetahui seseorang menderita buta warna atau tidak, maka dapat dilakukan tes buta warna dengan BUKU ISHIHARA, dimana pada buku tersebut terdapat lingkaran-lingkaran berwarna yang di dalam nya terdapat ANGKA dan JALUR. Jika seseorang menderita buta warna maka angka atau jalur yang dilihat di dalam lingkaran tersebut akan berbeda dengan orang normal.

 

Jenis Jenis Buta Warna

jenis buta warnaBanyak orang berpikir siapa pun yang dinyatakan sebagai ”Buta Warna” berarti ia hanya bisa  melihat warna hitam dan putih, seperti menonton film atau televisi hitam putih. Itu pemahaman yang tidak salah tetapi pada kenyataan nya di kehidupan sehari-hari penderita buta warna justru banyak yang bisa melihat banyak warna tetapi tidak bisa melihat warna merah atau hijau. Biasanya ketidak mampuan untuk bisa melihat warna merah ataupun hijau ini biasa disebut buta warna parsial sedangkan yang hanya mampu melihat warna hitam dan putih  biasa disebut Buta Warna Total(Monochromacy). Untuk mendeteksi apakah seseorang menderita buta warna atau tidak yaitu dengan menggunakan BUKU ISHIHARA. Secara umum buta warna di bedakan dibedakan menjadi 2 macam yaitu buta warna total dan buta warna parsial. Tetapi jika dilihat dari faktor penyebabnya, buta warna dapat dibedakan dalam beberapa jenis. Berikut adalah jenis-jenis buta warna:

  1. Anomalous trichromacy

Anomalous trichromacy adalah gangguan penglihatan warna yang dapat disebabkan oleh faktor keturunan atau kerusakan pada mata setelah dewasa. Penderita anomalous trichromacy memiliki tiga sel kerucut yang lengkap, namun terjadi kerusakan mekanisme sensitivitas terhadap salah satu dari tiga sel reseptor warna tersebut.

Penderita buta warna dapat melihat berbagai warna akan tetapi dengan interpretasi berbeda dari pada normal yang paling sering ditemukan adalah:

a)      Trikromat anomali, kelainan terdapat pada short-wavelenght pigment (blue). Pigmen biru ini bergeser ke area hijau dari spectrum merah. Penderita mempunyai ketiga pigmen kerucut akan tetapi satu tidak normal, kemungkinan gangguan dapat terletak hanya pada satu atau lebih pigmen kerucut. Pada anomali ini perbandingan merah hijau yang dipilih pada anomaloskop berbeda dibanding dengan orang normal.

b)      Deutronomali, disebabkan oleh kelainan bentuk pigmen middle-wavelenght (green). Dengan cacat pada hijau sehingga diperlukan lebih banyak hijau, karena terjadi gangguan lebih banyak daripada warna hijau.

c)      Protanomali adalah tipe anomalous trichromacy dimana terjadi kelainan terhadap long-wavelenght (red) pigmen, sehingga menyebabkan rendahnya sensitifitas warna merah. Artinya penderita protanomali tidak akan mempu membedakan warna dan melihat campuran warna yang dilihat oleh mata normal. Penderita juga akan mengalami penglihatan yang buram terhadap warna spektrum merah. Hal ini mengakibatkan mereka dapat salah membedakan warna merah dan hitam.

jenis buta warna
 kemampuan pandang pada Anomalous trichromacy.

2. Dichromacy

Dichromacy adalah jenis buta warna di mana salah satu dari tiga sel kerucut tidak ada atau tidak berfungsi. Akibat dari disfungsi salah satu sel pigmen pada kerucut, seseorang yang menderita dikromatis akan mengalami gangguan penglihatan terhadap warna-warna tertentu. Dichromacy dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan pigmen yang rusak:

a)      Protanopia adalah salah satu tipe dichromacy yang disebabkan oleh tidak adanya photoreceptor retina merah. Pada penderita protonopia, penglihatan terhadap warna merah tidak ada. Dichromacy tipe ini terjadi pada 1 % dari seluruh pria. Keadaan yang paling sering ditemukan dengan cacat pada warna merah hijau sehingga sering dikenal dengan buta warna merah – hijau.

b)      Deutranopia adalah gangguan penglihatan terhadap warna yang disebabkan tidak adanya photoreceptor retina hijau. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam membedakan hue pada warna merah dan hijau (red-green hue discrimination).

c)      Tritanopia adalah keadaan dimana seseorang tidak memiliki short-wavelength cone. Seseorang yang menderita tritanopia akan kesulitan dalam membedakan warna biru dan kuning dari spektrum cahaya tanpak. Tritanopia disebut juga buta warna biru-kuning dan merupakan tipe dichromacy yang sangat jarang dijumpai.

2
 kemampuan pandang Protanopia, Deutranopia, Tritanopia

3. Monochromacy

Monochromacy atau akromatopsia adalah keadaan dimana seseorang hanya memiliki sebuah pigmen cones atau tidak berfungsinya semua sel kerucut(cones cell). Pasien hanya mempunyai satu pigmen kerucut (monokromat rod atau batang). Pada monokromat kerucut hanya dapat membedakan warna dalam arti intensitasnya saja dan biasanya 6/30. Pada orang dengan buta warna total atau akromatopsia akan terdapat keluhan silau dan nistagmus dan bersifat autosomal resesif .

Bentuk buta warna ini dikenal juga :

a)      Monokromatisme rod (batang) atau disebut juga suatu akromatopsia di mana terdapat kelainan pada kedua mata bersama dengan keadaan lain seperti tajam penglihatan kurang dari 6/60, nistagmus, fotofobia, skotoma sentral, dan mungkin terjadi akibat kelainan sentral hingga terdapat gangguan penglihatan warna total, hemeralopia (buta silang) tidak terdapat buta senja, dengan kelainan refraksi tinggi. Pada pemeriksaan dapat dilihat adanya makula dengan pigmen abnormal.

b)      Monokromatisme cone (kerucut), di mana terdapat hanya sedikit cacat, hal yang jarang, tajam penglihatan normal, tidak nistagmus.

Kemampuan pandang dari Anomalous trichromacy, Dichromacy, Monochromacy.

3
kemampuan pandang dari Anomalous trichromacy, Dichromacy, Monochromacy.

Kenapa penderita buta warna banyak yang berasal dari laki-laki daripada perempuan?

Syarat untuk menjadi buta warna pada laki-laki dan perempuan itu berbeda. Laki-laki akan menjadi buta warna jika ‘(X linked)( Y)’ sedangkan wanita harus ‘(X linked)(X linked)’. Jika hanya  “(X linked)(X)” maka wanita tersebut tidak menderita buta warna, tetapi hanya akan menjadi pembawa sifat buta warna(carrier) dan kromosom (X linked) tersebut akan menyebabkan anak laki-laki dari wanita tersebut menderita buta warna pada keturunan selanjutnya. Itulah sebab nya kenapa lebih banyak pria yang menderita buta warna karena pria hanya memiliki satu ‘X Kromosom ‘ yang merupakan faktor dari buta warna sedangkan ‘Kromosom Y’ bukan merupakan faktor dari buta warna, maka peluang pria untuk menderita buta warna lebih besar dari pada wanita.  Jadi wanita hanya bisa menderita buta warna jika terjadi perkawinan laki-laki buta warna dengan wanita carrier (pembawa sifat buta warna). 

 Untuk jelas nya bisa dilihat pada gambar berikut:

Case pertama:

casus pertamaPerkawinan antara laki-laki penderita buta warna (Xlinked)(Y) dengan wanita normal(X)(X) maka dari kedua pasangan ini akan menghasilkan kemungkinan 4 anak yaitu

  1. Anak pertama laki-laki kromosom (X) dari Ibu dan kromosom (Y) dari bapak.

  2. Anak kedua yaitu perempuan, dengan kromosom (Xlinked) dari ayah dan kromosom (X) dari ibu maka anak perempuan ini tidak menderita buta warna tetapi hanya menjadi pembawa sifat(carier) yang akan menyebabkan anak laki-laki keturunan selanjutnya menderita buta warna.

  3.  Anak ketiga yaitu perempuan. Anak ketiga ini sama saja dengan anak kedua yaitu kromosom (Xlinked) dari ayah dan kromosom (X) dari ibu dan hanya menjadi pembawa sifat.

  4.  anak keempat yaitu laki-laki dengan kromosom (X) dari ibu dan kromosom (Y) dari bapak sehingga anak laki-laki ini normal.

 

 

Case kedua:

kasus keduaPerkawinan antara Laki-Laki normal (X)(Y) dengan wanita pembawa sifat/career (Xlinked)(X) maka dari kedua pasangan ini akan menghasilkan kemungkinan 4 anak Yaitu:

  1. anak pertama laki-laki dengan kromosom (X) dari ibu dan kromosom (Y) dari bapak maka anak laki-laki itu normal.

  2. Anak kedua yaitu perempuan dengan kromosom (X) dari bapak dan kromosom (X) dari ibu maka wanita ini normal.

  3. Anak ketiga yaitu perempuan  dengan kromosom (X) dari bapak dan kromsom (Xlinked) dari ibu maka wanita ini akan menjadi pembawa sifat.

  4. Anak keempat yaitu laki-laki dengan kromosom (Xlinked) dari ibu dan kromosom (Y) dari bapak maka anak laki-laki ini menderita buta warna

 Sumber : Solusibutawarna.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar